Ganjar Sebut Tak Ingin Beri “Keistimewaan” Kepada Anak Jika Jadi Presiden

by -2255 Views

JAKARTA, – Presiden Bakal Calon (bacapres) 2024, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa ia tidak ingin memberikan keistimewaan kepada anaknya jika nanti menjadi presiden.

Kini saatnya menginap di Petang, Tim Pemenangan Nasional (TPN) di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta Barat, Rabu (18 Oktober 2023).

Mulanya, Ganjar mendapat pertanyaan dari relawan bernama Kadri Mohamad. Kadri bertanya soal upaya pemberian karpet merah untuk anak ganjar ketika menjadi presiden nanti.

“Bagaimana menurut Mas Ganjar pada saat Mas Ganjar menjadi Presiden, apakah akan memberikan karpet merah ke anaknya?” Tanya Kadri ke Ganjar.

“Saya mungkin akan berterima kasih baju merah saja ke dia,” jawab Ganjar.

Ini yang saya punya dan saya tahu Muhammad Zinedine tidak ada hubungannya dengan itu.

“Jika Anda bahagia, Anda akan dapat menyimpan semua yang Anda butuhkan dan semua yang perlu Anda lakukan.” Tutur Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan bahwa kekuasaan ada batasnya. “Dan kekuasaan itu menggiurkan”, kata Ganjar.

“Ada banyak uang yang harus diinvestasikan untuk mengendalikan orang-orang yang tinggal di negara ini dan mengatakan bahwa mereka sama seperti orang lain, itu sangat mahal dan adil,” ucap dia.

Ganjar tidak mau, anak-anak lain akan kalah dengan anaknya kelak.

“Saya tidak mau, kelak kemudian anak Mas Kadri akan kalah dengan Alam karena anak presiden, saya tidak mau anak Mas Kadri akan kalah dengan anak bupati. Saya tidak mau anak Mas Kadri akan kalah dengan anak gubernur atau pejabat siapa pun,” kata Ganjar.

Dapat digunakan untuk pembersihan, pembersihan dan kontrol. “Karena semua butuh proses”, tutur dia.

Diketahui, Ganjar akan bermitra dengan Mahfud MD untuk menjadi pserta Pemilihan Presiden (Pilpres). Ganjar-Mahfud menggunakan PDI-P, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo.

Setelah itu, ada berbagai tipe orang yang semuanya Baswedan dan berhak menggunakan Muhaimin Iskandar (Cak Immin) dan Prabowo Subianto yang belum menentukan pasangan.

Anies-Cak Imin menggunakan Partai Nasdem, PKB dan PKS. Sedangkan Prabowo didukung Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, Partai Garuda dan Prima.