Google Doodle Hari Ini: Papeda, Makanan Khas Maluku dan Papua Menghiasi Layar

by -195 Views

Tulis Ulang Artikel dalam Bahasa Indonesia:

Pada hari ini, Google merancang spesial desain untuk papeda. Desain ini dibuat untuk merayakan 8 tahun terpilihnya papeda sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 20 Oktober 2015.

Papeda merupakan makanan khas masyarakat Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Makanan ini terbuat dari sagu yang bertekstur kenyal dan berwarna putih bening. Dalam bahasa Inanwatan atau bahasa Papua, papeda disebut juga ‘dao’.

“Jutaan pohon sagu menyelimuti pulau-pulau di Indonesia, dan setiap tahun penduduk setempat memanennya untuk diekspor ke negara lain atau untuk dimasak, seperti membuat papeda,” tulis Google pada hari Jumat, 20 Oktober 2023.

Sagu yang digunakan untuk membuat papeda banyak ditemukan di Indonesia bagian Timur. Biasanya satu pohon sagu dapat menghasilkan sekitar 150 hingga 300 kilogram tepung sagu yang bisa dimasak menjadi papeda yang lezat.

Tanaman sagu ini mengandung nutrisi yang seimbang bagi tubuh, termasuk protein, karbohidrat, kalsium, dan zat besi.

Selain nilai gizinya, sagu juga memiliki arti penting bagi masyarakat di seluruh Indonesia, karena telah membantu menopang kehidupan mereka selama berabad-abad.

Sebagai makanan tradisional khas, papeda juga memiliki sejarah. Masyarakat adat Papua sangat menghormati sagu lebih dari sekadar makanan lezat. Suku-suku di Papua memiliki mitologi sagu dengan kisah tentang penjelmaan manusia.

Oleh masyarakat Raja Ampat, sagu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa. Oleh karena itu, saat memanen sagu mereka sering mengadakan upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan atas hasil panen sagu yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga di sana.

Bubur papeda juga sering muncul dalam upacara adat Papua, yaitu Watani Kame. Upacara tersebut dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Nantinya, papeda dibagikan kepada relasi yang sangat membantu dalam upacara Watani Kame tersebut.

Masyarakat di Maluku, Papua, dan sekitarnya menganggap sagu sebagai makanan pokok yang mudah ditemukan dan mudah diolah. Oleh karena itu, mereka lebih menyukai sagu sebagai makanan pokok daripada beras.