Profil Jenderal Sutarman, Mantan Kapolri yang Dikabarkan akan Bergabung dengan Tim Kampanye Prabowo-Gibran

by -180 Views

Jumat, 27 Oktober 2023 – 06:30 WIB

Jakarta – Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi (Purn) Sutarman atau yang biasa disapa Namratus dikabarkan siap bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman. Dia yakin bergabungnya Sutarman dengan TKN KIM dapat membantu Prabowo-Gibran meraih kemenangan pada Pilpres 2024 mendatang.

“Jenderal Pol Purnawirawan Sutarman, telah menyatakan kesediaan membantu Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024,” kata Habiburokhman dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 Oktober 2023.

“Kami yakin pemikiran, wawasan, jaringan beliau akan sangat membantu kerja-kerja tim kampanye nasional Prabowo-Gibran,” sambungnya

Dia menegaskan, jika Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2024-2029, institusi Polri akan diperkuat agar dapat menjalankan tugas secara maksimal dalam melayani dan mengayomi masyarakat.

Profil Jenderal Polisi (Purn) Sutarman

Dilansir dari beberapa sumber, Jumat 26 Oktober 2023, Sutarman lahir di Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1957. Ayahnya bernama Paidi Miharjo dan ibunya Samiyem. Sutarman merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Dia menikahi Elly Surtiati Sukandi dan memiliki tiga orang anak.

Selepas sekolah STM, Sutarman melanjutkan sekolah Akademi Kepolisian dan lulus pada 1981. Sutarman memulai kariernya pada tahun 1982, dalam usia 25 tahun, sebagai Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung, tidak lama kemudian, Sutarman naik menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.

Karier Sutarman mulai melejit setelah menjadi Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Berbagai jabatan dan tugas dia lalui dengan baik dan cepat. Dalam runtun waktu lima tahun, dia memiliki jabatan strategis, mulai dari Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat hingga Koplda Metro Jaya.

Dari Kapolda Metro Jaya ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim. Saat dia menjadi Kabereskrim sempat terjadi insiden polisi mengepung KPK, bagian perseteruan kedua lembaga negara ini.

Saat itu, KPK sedang menangani kasus petinggi mabes Polri. Dua tahun kemudian, pada tahun 2013, Sutarman diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Kapolri.

Menjelang pensiun, pada tanggal 16 Januari 2015, ia diberhentikan Presiden Jokowi sebagai Kapolri. Proses pemberhentian Sutarman dan pengangkatan Kapolri baru Komjen Budi Gunawan oleh Jokowi mengundang banyak protes masyarakat.

Untuk menghindari gelombang protes dan mengganti kekosongan jabatan Kapolri, Presiden Jokowi menunjuk Wakapolri Badrodin Haiti menjadi petugas pelaksana Kapolri. Sementara Sutarman memasuki masa pensiuannya setelah mengabdi hampir tiga puluh tahun lebih.