Minggu, 19 November 2023 – 12:19 WIB
Lampung – Sebuah momen dramatis terjadi di tengah-tengah prosesi wisuda sarjana di Universitas Negeri Malang (UMN). Candra Friyandy Harianja, seorang wisudawan asal Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, dengan berani membentangkan spanduk meminta tolong kepada Kapolri untuk menangkap pembunuh ayahnya.
Pada Sabtu (11/11/2023), Candra, setelah menerima ijazah dan ucapan selamat, memutuskan untuk melakukan aksi luar biasa ini. Ia meletakkan ijazahnya dan membuka spanduk berisi pesan yang mengguncang: “Pak Kapolri tolong saya!! Tangkap semua pelaku pembunuhan Bapak saya almarhum Pembadi Harianja. Tulang Bawang – Lampung #Bantukawalkasusini.” Tulis dalam video yang beredar di media sosial.
Adik kandung Candra, Agung, mengungkapkan bahwa aksi tersebut dilakukan sebagai ekspresi kekesalannya terhadap lambannya pengusutan kasus pembunuhan ayahnya. Hanya satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka, meskipun keluarga yakin bahwa pelaku lebih dari satu orang. “Kakak saya (Candra) melakukan tindakan tersebut karena kesal pengusutan kasus ini jalan di tempat. Cuma ada satu orang yang ditetapkan jadi tersangka. Padahal pelakunya sudah jelas lebih dari satu orang,” kata Agung, adik kandung Candra.
Pembadi Harianja, ayah Candra, ditemukan meninggal dunia dalam sumur belakang rumahnya di Kampung Gedung Bandar Rahayu, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang pada 20 Agustus 2023. Keluarga korban merasa tidak puas dengan hasil penyelidikan Polres Tulang Bawang, terutama karena kesenjangan antara keterangan saksi dan jumlah tersangka yang ditetapkan.
Agung menegaskan bahwa saksi kunci dan hasil autopsi forensik Polres Tulang Bawang menunjukkan adanya dua pelaku pembunuhan. Dalam upaya mencari keadilan, keluarga korban kemudian mengadukan kejanggalan tersebut ke Polda Lampung.
Dalam perkembangan terkait kasus tersebut, Polres Tulang Bawang telah berhasil menangkap Slamet alias Toni Gendut (45), Tersangka ini merupakan anak buah dari almarhum Pembadi Harianja, yang nekat menghabisi nyawa korban setelah kepergok dalam upaya merampok. (Pujiansyah/Lampung)