Rabu, 13 Desember 2023 – 16:49 WIB
Finlandia – Baru-baru ini, sebuah tim arkeolog yang terdiri dari University of Turku, Finnish Heritage Agency, dan University of Helsinki telah menemukan sebatang “tongkat” kayu yang memiliki bentuk mirip ular dari Zaman Batu.
Tongkat kayu ini diperkirakan berusia sekitar 4.400 tahun dan memberikan gambaran sebagian kehidupan masyarakat di Finlandia pada masa tersebut. Penemuan menarik ini terjadi di situs prasejarah Jarvensuo 1, sebuah area lahan basah kuno yang terletak di tepi Danau Rautajarvi di barat daya Finlandia.
Awalnya ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1950-an oleh para penggali parit, situs ini telah menjadi fokus penggalian berkelanjutan sejak tahun 2019. Dalam penelitian sebelumnya di lokasi ini, beberapa artefak kayu yang terawet dengan baik telah ditemukan berkat kondisi tanah anaerob di sana. Salah satu contoh artefak tersebut adalah sendok kayu dengan pegangan berbentuk kepala beruang.
Penemuan “tongkat” kayu terbaru di situs ini memiliki panjang setengah meter. Tongkat kayu ini berbentuk seperti tubuh ular merayap naturalistik dengan kepala ular. Tongkat kayu ini mungkin telah digunakan oleh dukun Zaman Batu untuk tujuan ritual.
Para arkeolog yang meneliti temuan ini mencatat bahwa penemuan ini tidak seperti artefak-artefak kayu lainnya dari Neolitik Eropa Utara. Tongkat kayu yang dipahat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk ular belumlah pernah ditemukan di wilayah tersebut.
Dr Antti Lahelma dari University of Helsinki mengatakan tampaknya ada hubungan tertentu antara ular dan manusia yang tercermin dalam penemuan terbaru ini. Sejumlah artefak kayu lainnya juga ditemukan selama penggalian baru-baru ini. Beberapa dari temuan-temuan tersebut berupa peralatan kayu, sisa-sisa struktural, dan banyak peralatan memancing.
Dr Satu Koivisto dari dari University of Turku, peneliti utama dalam studi penggalian arkeologi di situs Järvensuo 1 yang juga merupakan penulis utama dalam studi atas temuan tongkat kayu ular yang telah terbit di jurnal Antiquity ini mengungkapkan betapa pentinganya temuan tersebut. Sayangnya, menurut para peneliti tersebut, situs arkeologi Järvensuo 1 kini sedang berada di bawah ancaman akibat proyek pekerjaan drainase dan perubahan lingkungan yang diperburuk oleh perubahan iklim. Kondisi-konisi yang mengancam ini menempatkan situs tersebut dan warisan arkeologi yang terkadang di dalamnya sedang dalam bahaya.