Jumat, 15 Desember 2023 – 14:30 WIB
Mesir – Seorang arkeolog dan egiptologis mengklaim bahwa dirinya menderita penyakit misterius setelah membongkar dan membuka makam Mesir Kuno.
Dilansir dari IFLScience, Jumat, 15 Desember 2023, seorang arkeolog bernama Ramy Romany menderita penyakit misterius yang menyebabkan dirinya mengalami halusinasi dan batuk darah.
Hal itu ia ungkapkan dalam The Jordan Harbinger Show, bahwa ia jatuh sakit setelah membuka sebuah makam untuk acara TV Mummies Unwrapped untuk Discovery Channel pada 2019.
“Saat kami syuting Mummies Unwrapped, saya paling dekat dengan kematian yang pernah saya alami,” ungkapnya.
Timnya telah merekam sebuah episode tentang sisa-sisa mumi, yang diklaim orang-orang sebagai tokoh alkitabiah.
“Sementara kami merekam itu, kami pergi ke sebuah makam yang tidak dibuka selama bertahun-tahun,” tuturnya.
Sebelum timnya membuka kunci pintu dari ruangan makam tersebut, para penduduk yang mendampingi menjauh terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada ular atau kutukan apapun yang keluar dari makam itu. Namun, Romany dan tim tidak memercayai hal semacam kutukan.
“Tidak percaya pada kutukan, kami langsung saja menuruni tangga. Makam itu seperti tidak ada habisnya, dan kami terus menuruni anak tangga, menghirup semua udara yang ada di dalamnya,” ungkapnya.
Diperkirakan makam tersebut tidak dibuka selama sekitar 600 tahun lamanya hingga sangat berdebu. “Dan hari itu, saya berjalan kembali ke Kairo dan mulai merasa tak enak badan,” terangnya.
Dillansir DailyMail, pada esok paginya Romany mengalami demam yang sangat tinggi, yang belum pernah dirasakannya selama hidup.
“Saya tidak pernah mengalami demam setinggi itu dalam hidup saya. Suhu saya 107 derajat fahrenheit (42 derajat Celsius),” katanya.
Romany mengaku, gejala semakin parah hingga ia mengalami halusinasi dan batuk darah. Sehingga dokter pun dipanggil untuk memeriksanya. Dokter memberikan antibiotik karena menduga Romany terkena infeksi dari debu atau hewan, namun tidak pulih sepenuhnya selama empat hari.
Romany sebetulnya tidak percaya pada apa yang disebut kutukan para Firaun, tetapi ia menyatakan bahwa ada kebenaran “ilmiah” di dalamnya. Ketika sebagian masyarakat percaya bahwa Firaun kuno mengutuk semua yang mengganggu tidur mereka, penelitian ilmiah menyatakan bahwa patogen jamur telah ditemukan di dalam kuburan kuno.
Meskipun begitu, penelitian lanjutan yang mengamati mereka yang telah membuka makam Mesir kuno, tidak menemukan jumlah kematian yang mencurigakan.
Dan teori paling mendekati adalah, mereka yang sakit selepas membuka makam kuno, bisa jadi karena terpapar dan terinfeksi jamur patogen Aspergillus yang diperoleh saat membuka makam tersebut.
“Akhirnya, empat hari kemudian saya pulih, selepas saya nyaris mendekati kematian. Apakah itu kutukan mumi atau bukan, sesuatu di makam itu sudah ‘menangkap’ saya,” pungkas Romany pada Khaleej Times.