Berjuang Sama Saya Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin

by -135 Views

Saya mengenal Pak Sjafrie Sjamsoeddin pertama kali sebagai komandan divisi taruna Angkatan ’74. Dia menjadi teman saya sejak kami berada di Pavilion 5, Lembah Tidar, AKMIL, sampai kami bersama-sama menjadi siswa kursus kecabangan Infanteri. Kami berlatih parasut bersama, berlatih komando bersama, dan seterusnya.

Saat Letnan Dua, kita bertugas di kompi yang sama di bawah Letnan Satu Mujain, seorang lulusan Secapa yang terjun bersama Pak Beni di Merauke dan mendapat Bintang Sakti.

Kami berpisah sejak kita berpangkat Letnan. Walaupun sama-sama Grup 1 Parako, beliau menjadi Komandan Kompi di Kompi 111, dan saya menjadi Komandan Kompi di Kompi 112. Selanjutnya, kami berkarier masing-masing. Beliau menjadi pengawal presiden, menjadi komandan grup di Paspampres, akhirnya juga menjadi komandan Batalyon di Grup 1, menjadi Wakil Asisten Operasi Kopassus, Komandan Korem.

Sebagai seseorang yang dianggap dekat dengan Presiden Soeharto, mungkin seharusnya setelah 1998 Pak Sjafrie bisa mengalami karier yang lebih tinggi lagi. Tapi itu risiko. Sejak awal, kami sudah diingatkan oleh senior-senior, “semua jabatan di tentara Kolonel ke atas adalah jabatan politis. Sesudah Kolonel ya semua tergantung politik. Nasib kalian belum tentu sesuai dengan profesionalisme.”

Yang ingin saya sampaikan di sini adalah apa yang saya lihat dari dekat. Pak Sjafrie menjadi bintang 3, dan sempat menjadi Wakil Menteri Pertahanan, sebelumnya jadi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, dan sampai sekarang pun masih membantu saya di Kementerian Pertahanan.

Beliau orangnya memiliki disiplin pribadi yang sangat tinggi. Beliau orang yang tidak pernah menjelek-jelekkan orang lain. Tidak pernah menghalangi karya orang lain. Beliau juga selalu memimpin dengan tenang, dengan keren, dan dengan berwibawa.

Dia penembak yang bagus. Dia juga menjaga fisiknya dengan baik. Dia pelajar yang tekun. Dia juga diakui sebagai seseorang yang taat dan teguh pada agamanya. Saya mengalami berapa tahun berada satu kamar sama beliau, melihat sendiri bagaimana tidak pernah lepas beliau satu kalipun dari sembahyang lima waktu dan puasa Senin Kamis. Beliau juga sangat teliti.

Dalam operasi di Timor Timur, di Aceh, dan di Papua, dia juga sangat sukses. Dia sangat dicintai oleh anak buahnya. Dia sangat tenang, sikapnya sangat pendiam. Menurut saya, dia adalah salah satu Jenderal terbaik dari generasi saya.

Source link