Berjuang Sama Saya Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

by -51 Views

Tono Suratman adalah junior saya yang lebih muda setahun. Kami sering bersama. Meskipun berbeda satu tahun, saya sangat akrab dengannya. Kita bisa dikatakan seperti saudara kandung. Saat masih bujangan, kita sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Saat itu, saya sebagai Danki dan dia sebagai Danton 1 akhirnya kita sama-sama berangkat ke Timor Timur. Dia ikut di Nanggala 28. Saya dengan sandi Kancil, dia memimpin peleton 1 dengan sandi Kancil Satu. Di sana saya melihat bagaimana Pak Tono sebagai perwira lapangan.

Sejak muda, sejak menjadi taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Pernah masuk tim nasional anggar. Dia juga merupakan anggota tim renang AKMIL. Dia juga penembak yang hebat. Saat menjadi perwira muda di Kopassus, dia menonjol. Saat saya menjadi Wakil Komandan Den-81, saya menyarankan kepada Pak Luhut sebagai Komandan Den-81 untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak saat itu, saya sering beroperasi bersama Pak Tono Suratman.

Dalam perjalanannya, dia akhirnya menjadi komandan grup Parako di Kopassus. Dia juga menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Kemudian dia memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Kompi-kompi ini kita latih khusus dalam taktik-taktik anti gerilya yang kita sebut dengan latihan pasukan pemburu. Setelah dilatih, satuan tugas Rajawali diturunkan di Timor Timur. Satgas ini sangat efektif. Rajawali pemburu ini menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Yang ingin saya ceritakan adalah bahwa Pak Tono dalam perjalanan hidupnya selain sebagai atlet anggar, dia juga penembak yang jitu. Dia juga perenang yang hebat, sehingga dia memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatannya sebagai komandan Tim Pasukan Katak. Latihannya dengan Kopaska Angkatan Laut. Selain itu, dia juga peselam dan penerjun freefall yang hebat.

Biasanya seseorang yang jago freefall tidak pandai menyelam, atau sebagai penyelam tidak bagus freefall. Tapi Pak Tono jago dalam freefall, menyelam, dan sebagai Pasukan Katak. Pak Tono juga hebat dalam karate, sehingga saya katakan bahwa dia adalah Perwira Angkatan Darat yang bisa menjadi contoh dan idola bagi anak buah dan bagi generasi penerus.

Pada saat saya menjadi Menteri Pertahanan, saya bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan bentukan di bawah Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara dibentuk oleh Pak Benny Moerdani. Saat saya menjadi Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah. Saya bertanya, “Apakah Pak Tono Suratman bersedia menjadi Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara?”

“Bersedia,” jawab Pak Tono.

Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme orang ini. Dia sempat menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia sempat menjadi Pangdam Kalimantan. Meskipun sudah pensiun, tapi dia bersedia menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Dia menilai SMA Taruna Nusantara sebagai wadah penggemblengan kader-kader unggul untuk bangsa dan negara. Wadah penggemblengan calon-calon perwira tinggi yang unggul. Pak Tono adalah junior saya yang patut juga dipelajari leadership-nya oleh generasi penerus.

Untuk para perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka menembak dengan baik, dan bisa melakukan bela diri yang baik, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk berani, mampu mengatasi rasa takut, dan menahan rasa sakit.

Sumber: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-mayor-jenderal-tni-purn-suhartono-suratman/

Source link