Rentenir Hadir di Negara-negara Berkembang

by -191 Views

Investasi China yang menyamar sebagai pemberi pinjaman terakhir disinyalir telah merugikan seluruh Asia, bahkan beberapa sub-kawasan di benua ini. Negara-negara di Asia telah terjerat dalam strategi ekonomi China yang bersifat ‘memaksa’. Mereka juga merupakan negara pertama yang terlibat dalam inisiatif ekonomi China.

Fakta menunjukkan bahwa proyek andalan China, Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), pertama kali diluncurkan di Asia. Taktik China dalam memberikan pinjaman berlebihan tidak hanya berdampak pada wilayah tertentu di benua ini, tetapi juga pada sub-wilayah seperti Asia Selatan, Tenggara, dan Tengah. Semuanya menjadi korban dari keuangan China.

Taktik pinjaman China di Asia, termasuk suku bunga tinggi dan persyaratan yang ketat, telah merugikan negara-negara ini. Pinjaman China seringkali bersifat komersial, dengan suku bunga tinggi dan jangka waktu pembayaran pendek. Hal ini berbeda dengan pemberi pinjaman tradisional seperti Bank Pembangunan Multilateral, yang menawarkan pembiayaan lunak dengan suku bunga rendah.

Perjanjian Pertukaran Mata Uang, sebagai bagian dari strategi pemaksaan ekonomi China, telah menjadi penting di antara negara-negara berkembang di Asia. Beijing memperdalam hubungan ekonominya dengan negara-negara berkembang melalui perjanjian tersebut, untuk memperluas pengaruh politiknya.

Asia Selatan, seperti Sri Lanka dan Pakistan, sedang menghadapi ketidakstabilan ekonomi karena beban utang berlebihan dari China. Sri Lanka telah meminjam miliaran dolar, melebihi pinjaman pada tahun-tahun sebelumnya. Pakistan juga mengalami kesulitan ekonomi akibat hubungan yang serba diatur oleh China.

Diplomasi utang yang dilakukan China juga terjadi di Asia Tenggara, dengan Filipina sebagai negara yang berhasil mengatasi tekanan China. Pinjaman China dengan tingkat bunga komersial telah menimbulkan konsekuensi serius bagi negara penerima pinjaman.

Oleh karena itu, upaya China untuk merusak perekonomian harus dihentikan. Negara-negara Asia harus bersatu melawan serangan China untuk melindungi sistem ekonomi global.