Ancaman Serangan Siber China Membayangi

by -157 Views

Jumat, 3 Mei 2024 – 19:49 WIB

Partai Komunis China (PKC) diduga telah melampaui batas baru yang mengkhawatirkan dalam propaganda spionase dan serangan dunia maya yang tak berhenti yang bertujuan untuk melemahkan Amerika Serikat.

Pengungkapan yang mengkhawatirkan tentang penggunaan derek pelabuhan buatan China oleh PKC sebagai “derek mata-mata” dan peluncuran propaganda serangan siber “Volt Typhoon”, dianggap mengungkapkan upaya berani PKC untuk menyusup dan potensialnya menyabotase infrastruktur penting Amerika.

Dilansir The Hongkong Post, Jumat 3 Mei 2024, para pejabat AS segera mengibarkan bendera merah atas “pesawat mata-mata” China ini.

Sebuah surat dari kongres mengungkapkan bahwa PKC memasang perangkat misterius yang memberikan para peretas akses jarak jauh pada derek tersebut, sehingga memberi China kemampuan untuk mengambil kendali atas derek tersebut sesuka hati.

Menghadapi eskalasi parah yang dapat melumpuhkan perdagangan maritim, pemerintahan Biden terpaksa mengalokasikan dana sebesar $20 miliar untuk membantu pelabuhan-pelabuhan AS dalam menghilangkan derek ZPMC dan menggantinya dengan peralatan dari produsen terpercaya Amerika dan negara-negara sekutu seperti Jepang.

Namun, serangan siber yang dilakukan PKC lebih dari sekedar ancaman “mata-mata”. Pada bulan Mei 2023, Microsoft mengungkapkan adanya serangan siber “Volt Typhoon” yang dikabarkan dirancang untuk mengganggu dan menurunkan infrastruktur komunikasi penting yang menghubungkan Amerika Serikat dan kawasan Asia-Pasifik selama potensi konflik militer di masa depan.

Pengungkapan ini menunjukkan bahwa PKC dengan segera mengembangkan senjata siber yang canggih untuk melumpuhkan kemampuan perang Amerika jika terjadi krisis seperti konfrontasi dengan China mengenai Taiwan. Para pemimpin tinggi keamanan nasional AS telah mengeluarkan kecaman terhadap operasi siber PKC yang memiliki jangkauan luas. Direktur FBI Christopher Wray secara langsung mengaitkan Volt Typhoon dengan upaya China untuk mencegah intervensi militer AS untuk mempertahankan Taiwan dari invasi.

Dengan menyusup dan potensialnya mengganggu sistem tulang punggung digital yang menggerakkan perekonomian AS dan menjaga keselamatan publik, PKC diyakini telah melancarkan perang digital terhadap AS.