Peringatan 20 Tahun Kongres Uighur Sedunia

by -103 Views

Senin, 6 Mei 2024 – 20:31 WIB

VIVA – Pada tanggal 3-6 Mei 2024, Kongres Uighur Dunia (WUC) merayakan ulang tahun ke-20 mereka, sekaligus memperingati dua dekade dedikasi tanpa lelah terhadap perjuangan Uighur.

Didirikan pada tanggal 16 April 2004 di Munich, Jerman, WUC muncul sebagai harapan di tengah situasi global yang bergejolak, memperkuat suara masyarakat Uighur dan menjadi simbol ketabahan dalam menghadapi tantangan besar.

Selama 20 tahun terakhir, WUC telah mencapai pencapaian penting dalam meningkatkan kesadaran terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan genosida yang menimpa komunitas Uighur.

Melalui advokasi yang gigih, WUC telah mendapatkan perhatian internasional, bahkan mendapat dua nominasi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2023 dan 2024. Nominasi ini menjadi pengingat akan pentingnya mengatasi penderitaan masyarakat Uighur dan menuntut pertanggungjawaban pelaku kekejaman.

Untuk merayakan momen bersejarah ini, WUC menyelenggarakan serangkaian acara perayaan di Munich, Jerman, yang memiliki makna khusus bagi diaspora Uighur di Eropa.

Acara peringatan 20 tahun ini menampilkan beragam kegiatan, termasuk diskusi panel dan pertunjukan budaya. Hal ini sebagai penghormatan terhadap warisan budaya masyarakat Uighur sekaligus menegaskan kembali komitmen dalam memperjuangkan kebebasan, keadilan, dan hak asasi manusia.

Dengan sekitar 300 peserta hadir, termasuk aktivis Uighur, tokoh masyarakat, penyintas kamp, sekutu, pejabat pemerintah, dan perwakilan masyarakat sipil dari lebih dari 25 negara, konferensi ini berfungsi sebagai platform yang kuat untuk solidaritas, dialog, dan aksi kolektif.

Suku Uighur merupakan suku bangsa Turki yang mendiami wilayah Asia Tengah yang umumnya dikenal sebagai Turkistan Timur. Dengan populasi lebih dari 20 juta jiwa, masyarakat Uighur menganut agama Islam moderat namun terancam oleh kebijakan represif pemerintah Tiongkok.

Meskipun memiliki warisan budaya yang kaya, masyarakat Uighur menghadapi tantangan berat di bawah pemerintahan Tiongkok, termasuk penganiayaan berdasarkan budaya dan agama, penangkapan sewenang-wenang, dan penindasan terhadap perbedaan pendapat secara damai.