Bocah India Berusia 10 Tahun Bunuh Diri karena Intimidasi di Sekolah yang Viral

by -142 Views

Kamis, 16 Mei 2024 – 10:30 WIB

VIVA Trending – Sammy Teusch yang berusia 10 tahun bunuh diri setelah diintimidasi di sekolah selama beberapa hari. Kasus pembullyan atau intimidasi di sekolah sudah sering terjadi di kota-kota besar maupun kecil.

Tidak hanya berimbas ringan, risiko lainnya juga sangat besar akibat adanya aksi intimidasi seperti pembullyan tersebut. Seperti baru-baru ini di India terjadi pada seorang bocah berusia 10 tahun. Dikutip dari laman Hindustantimes, seorang anak laki-laki diketahui bunuh diri setelah diintimidasi di sekolah selama beberapa hari.

Keluarganya kini mengklaim bahwa mereka mengadu ke sekolah setidaknya 20 kali tahun lalu. Sammy Teusch, 10, meninggal pada malam tanggal 5 Mei 2024.

“Saya menggendongnya,” kata ayah anak laki-laki tersebut, Sam Teusch, kepada WTHR.

“Saya melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang ayah, dan setiap kali saya menutup mata, hanya itu yang dapat saya lihat,” tambahnya seperti dikutip VIVA.co.id, Kamis 16 Mei 2024.

Sam dan Nicole, orang tua Sammy, mengaku telah memberitahu sekolah kelas empat, Greenfield Intermediate School, soal intimidasi yang dialaminya sebanyak 20 kali.

“Mereka awalnya mengolok-olok dia karena kacamatanya, lalu mengolok-olok giginya. Itu berlangsung lama sekali,” kata Sam.

Kasus Ini Semakin Buruk dan Sering Terjadi

“Dia dipukuli di bus sekolah, dan anak-anak memecahkan kacamatanya dan sebagainya,” katanya. “Saya menelepon sekolah, dan saya bertanya, ‘Apa yang kamu lakukan mengenai hal ini? Keadaannya menjadi semakin buruk, semakin buruk, dan semakin buruk.”

Pengawas distrik sekolah, Dr. Harold Olin, mengklaim bahwa tidak ada laporan intimidasi yang pernah disampaikan oleh Sammy atau orang tuanya. Dia mengakui bahwa sepanjang tahun, keluarga Sammy dan administrator sekolah serta konselor melakukan percakapan rutin. Namun, dia menolak menjelaskan lebih lanjut karena aturan kerahasiaan.

Keluarga Sammy bersikeras agar pihak sekolah mengetahui kejadian perundungan tersebut.

“Mereka tahu ini sedang terjadi. Mereka tahu ini sedang terjadi,” kata sang ayah.

Nenek Sammy, Cynthia Teusch, mengecam distrik tersebut karena mengatakan bahwa distrik tersebut tidak memiliki kebijakan toleransi terhadap intimidasi.

“Bahwa mereka tidak bisa begitu saja mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai toleransi karena itu tidak berarti tidak ada toleransi terhadap pelaku intimidasi, tidak adanya toleransi berarti mereka tidak mempunyai tanggung jawab terhadap hal tersebut,” katanya kepada WPTA.

“Orang-orang mempercayakan anak-anak mereka pada sekolah, tapi sekarang kepercayaan itu mulai rusak,”

Nicole yakin insiden intimidasi yang terjadi di kamar mandi minggu lalu membuat bocah itu ketakutan. Dia menolak untuk pergi ke sekolah.

“Dia adalah anak kecilku. Dia adalah bayiku. Dia yang termuda,” katanya.

Sammy adalah Anak Terbaik dengan Kepribadian Luar Biasa

GoFundMe telah disiapkan oleh Tyler Mills, yang menyebut Sammy sebagai “adik laki-laki saya”. Sammy adalah anak terbaik dengan kepribadian yang luar biasa. Dia cerdas, lucu, menawan, dan sangat berempati. Dia mencerahkan kehidupan siapa pun yang dia temui dan merupakan kehidupan ‘pesta’,” demikian bunyi halaman tersebut.

“Saya tahu adik laki-laki saya tidak pantas menerima ini. Seorang anak dengan begitu banyak cinta dan begitu banyak cahaya hilang terlalu cepat. Semua ini tidak masuk akal dan saya rasa hal itu tidak akan pernah terjadi, tetapi yang saya tahu adalah dia pantas mendapatkan pelepasan yang layak. Saya dan keluarga saya meminta bantuan untuk melakukan hal itu,” tambah halaman tersebut, mendesak orang-orang untuk berdonasi.

Halaman Selanjutnya
Kasus Ini Semakin Buruk dan Sering Terjadi

Terjemahan disediakan oleh AI. Terjemahan mungkin kurang akurat.