Jumat, 17 Mei 2024 – 08:21 WIB
Jakarta – Analis Drone Emperit, Nova Mujahid, memberikan pandangannya mengenai hashtag #BeaCukaiTerbaik yang menjadi trending topic di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) pada Rabu 15 Mei 2024. Ia menyatakan bahwa para pengguna internet malah menanggapi hashtag tersebut dengan sinis dan menyebutnya sebagai hasil kerja para buzzer.
Baca Juga :
Bea Cukai Mendukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal
“Tagar #BeaCukaiTerbaik mulai muncul di Twitter pada 15 Mei pagi. Terpantau pukul 10 pagi tagar tersebut sudah masuk dalam jajaran Trending Topics Indonesia (TTI). Lalu merangsek memuncaki TTI sejak 15 Mei pukul 16.00 WIB. Perlahan turun sejak pukul 17.00 WIB hingga menduduki peringkat 8 pada pukul 19.49 WIB,” kata Nova saat dikonfirmasi pada Kamis, 16 Mei 2024.
Baca Juga :
Bea Cukai, LPEI BI, dan Kedubes Malaysia Gelar Asistensi dan Bussiness Matching UMKM di Bekasi
Ia menjelaskan bahwa setelah mencapai peringkat 49 di TTI pada malam hari, hashtag #BeaCukaiTerbaik perlahan naik lagi sejak Kamis 16 Mei pukul 01.00 WIB. Kemudian, pada pukul 10.00 WIB di hari yang sama, hashtag tersebut terus berusaha masuk ke dalam jajaran top 10 TTI.
“Dari narasi yang diangkat, terlihat jika tagar ini berusaha mengangkat berbagai prestasi Bea Cukai, pembenahan di instansi (mutasi, pencopotan, atau pemeriksaan pegawai dan pejabat), serta apresiasi tokoh dan masyarakat pada personel maupun instansi,” kata dia.
Baca Juga :
Pemanfaatan Fasilitas Kepabeanan Bikin Ekspor dan Penyerapan Tenaga Kerja Terus Meningkat
Selain itu, posisi Bea Cukai sebagai gerbang terdepan penjaga barang-barang illegal masuk NKRI, juga menjadi sorotan perbincangan. Hal ini, kata dia, disertai dengan unggahan link yang memuat berita tentang temuan berbagai barang haram oleh Bea Cukai, semisal narkoba.
“Namun nada kritik pada Bea Cukai—yang santer disuarakan publik dalam pekan-pekan ini—juga terlihat masih cukup ramai. Beberapa akun malah terlihat sinis pada tagar #BeaCukaiTerbaik dengan sebut ini adalah pekerjaan buzzer,” kata Nova.
“Belakangan, selain gunakan kata Bea Cukai, pada tagar #BeaCukaiTerbaik juga ditemukan kritik terhadap Bea Cukai. Narasi yang diangkat masih serupa, antaranya tentang ketidakjelasan peraturan, layanan yang mengecewakan, korupsi pegawai, pemalakan oleh negara, preman berseragam, dll,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, ia menilai Tagar ini tidak mencerminkan suara publik yang nyata. “Tagar ini hanya terlihat beredar di Twitter, tidak ditemukan #BeaCukaiTerbaik di Facebook, Instagram, atau TikTok. Lazimnya, jika suatu isu menjadi perhatian publik luas, maka akan terjadi cross platform issue. Isu tersebut akan menjadi perbincangan di kanal lainnya,” kata Nova.
Halaman Selanjutnya
“Namun nada kritik pada Bea Cukai—yang santer disuarakan public dalam pekan-pekan ini—juga terlihat masih cukup ramai. Beberapa akun malah terlihat sinis pada tagar #BeaCukaiTerbaik dengan sebut ini adalah pekerjaan buzzer,” kata Nova.