Tompi Menolak Prilaku Flexing, Tindakan yang Sering Dilakukan oleh Content Creator: Ini Menyesatkan!

by -119 Views

Selasa, 9 Juli 2024 – 10:20 WIB

VIVA – Flexing merupakan istilah populer yang berasal dari media sosial. Mengutip Dictionary Cambridge, secara harfiah ‘flexing’ diartikan sebagai ‘pamer’. Perilaku flexing melibatkan aktivitas yang bertujuan untuk memamerkan kekayaan, gaya hidup mewah, prestasi, hingga kebahagiaan yang mencerminkan keberhasilannya.

Baca Juga :

Tompi Sebut Operasi Plastik Gak Dilarang Agama: Itu Nasib Bukan Takdir

Banyak pembuat konten (Content Creator) melakukan flexing dengan tujuan meningkatkan jumlah pengikut atau penonton. Tidak bisa dipungkiri, konten flexing sering menjadi tren karena banyak menjadi perbincangan warganet di dunia maya.

Dokter bedah plastik sekaligus penyanyi, Tompi, mengecam budaya flexing yang banyak dilakukan oleh Content Creator. Ia menyampaikan hal ini ketika menjadi bintang tamu di acara Q&A yang tayang di saluran YouTube salah satu stasiun televisi. Penuturan Tompi kemudian diunggah ulang oleh akun TikTok @simplify pada Minggu, 7 Juli 2024 kemarin.

Baca Juga :

TERPOPULER: Sosok Diprediksi Jadi jodoh Ayu Ting Ting, Tompi Dipanggil Petugas Pajak

Menurut penyanyi lagu ‘Menghujam Jantungku’, flexing merupakan salah satu bentuk kebodohan yang diciptakan oleh Content Creator. Tompi mengungkapkan pengalaman tidak mengenakkan akibat konten flexing yang dilakukan oleh Atta Halilintar dan timnya.

Baca Juga :

Atta Halilintar dan Tim Bikin Tompi Murka hingga Dipanggil Petugas Pajak, Ternyata Gara-gara Ini

“Saya sangat marah pada tim Atta Halilintar karena mereka menulis di Saluran YouTube, ‘rumah senilai 150 miliar (dalam konten gerebek rumah Tompi),” kata Tompi.

Tompi kemudian bertanya kepada Atta Halilintar dan timnya mengenai asal usul nominal tersebut. Karena Tompi tidak pernah mengungkapkan harga rumahnya. Dengan santainya, suami Aurel Hermansyah itu menjawab bahwa klaim penulisan biaya rumah fantastis sang dokter hanya untuk kesenangan semata.

Konten “Gerebek rumah Tompi” yang tayang di saluran YouTube Atta Halilintar menyebabkan Tompi dipanggil oleh petugas pajak. Teuku Adi Fitrian, pemilik nama asli Tompi, mengatakan kepada petugas pajak bahwa sebenarnya yang seharusnya dipanggil adalah pihak yang menulis dan mengunggah konten flexing tersebut.

“Ketika saya bertemu dengan petugas pajak, saya katakan bahwa yang seharusnya dipanggil adalah orang yang menulis. Panggil orang yang menulis, tanyakan dari mana dia mendapatkan informasinya. Ya kan? Ini benar-benar merepotkan saya,” tambah Tompi.

Jawaban dari pria asal Aceh itu disambut dengan tawa oleh pembawa acara, penonton, dan beberapa panelis yang hadir. Tompi bahkan tidak ragu-ragu untuk mengusulkan penjara bagi content creator yang sering melakukan flexing.

Menurut Tompi, flexing merupakan tindakan bodoh yang menipu penonton. Pembawa acara juga menyoroti budaya flexing yang banyak dilakukan oleh figur publik.

“Mereka (mereka yang melakukan flexing) adalah makhluk paling bodoh yang harus dilenyapkan dari muka bumi. Karena tindakan flexing tidak berguna,” jelas Tompi.

Tompi menilai konten flexing yang sering dilakukan oleh banyak content creator tidak membawa manfaat. Tidak ada nilai yang mendorong seseorang untuk melakukan flexing. Baik dari segi agama, kehidupan, hingga sosial budaya.

“Apakah dengan flexing kamu membuat orang bahagia? Mending kamu memiliki sesuatu yang nyata, punya atau tidak. Tidak ada gunanya, tidak ada point flexing,” tegas Tompi.

Halaman Selanjutnya

Konten “Gerebek rumah Tompi” yang tayang di saluran YouTube Atta Halilintar menyebabkan Tompi dipanggil oleh petugas pajak. Teuku Adi Fitrian, pemilik nama Tompi, mengatakan kepada petugas pajak bahwa seharusnya yang dipanggil adalah pihak yang menulis dan mengunggah konten flexing tersebut.