Ibu Kandung Mengungkap Keinginan Terakhir Nizam sebelum Meninggal karena Ibu Tiri

by -908 Views

Minggu, 31 Agustus 2024 – 01:05 WIB

Pontianak, VIVA – Seorang bocah asal Pontianak, Kalimantan Barat bernama Ahmad Nizam (6) ditemukan tewas dalam karung pada Selasa, 20 Agustus 2024. Korban meninggal setelah dianiaya oleh ibu tirinya yang bernama IF.

IF tega menganiaya korban hingga meninggal dunia karena cemburu, karena suaminya yang merupakan ayah kandung korban lebih sayang pada korban daripada anak yang dilahirkan oleh pelaku.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal berlapis, meliputi pasal 80 UUPA dengan ancaman hukuman 15 tahun ditambah sepertiga dari ancaman pokok, pasal 44 tentang KDRT dengan ancaman 15 tahun penjara, dan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Mengetahui anaknya tewas dengan cara yang tragis, Tiwi selaku ibu kandung korban yang saat kejadian berada di Jakarta merasa sangat terpukul. Dia tidak pernah membayangkan bahwa IF akan menyebabkan kematian anaknya.

Selama ini Tiwi mengaku hubungannya dengan IF baik-baik saja. Tiwi terakhir kali berkomunikasi dengan korban sekitar seminggu sebelum anaknya meninggal. Pada saat itu, korban meminta dibelikan meja belajar.

Tiwi menjelaskan bahwa dia sudah berpisah dengan korban selama dua tahun, tepatnya ketika korban berusia 4 tahun. Dari video yang beredar di media sosial, Tiwi terlihat hadir dalam pemakaman korban, menangis histeris di samping kuburan anaknya.

Berdasarkan keterangan dari Polda Kalbar, kejadian korban dikunci di halaman belakang rumah terjadi sehari sebelum korban meninggal dunia, pada Senin, 19 Agustus 2024 sekitar pukul 11.45 WIB.

Korban dikunci di halaman belakang rumah hingga Selasa Pagi, saat itu pelaku melihat korban tertidur miring di atas rumput tanpa atap, dan membangunkan serta memandikan korban menggunakan selang air. Kemudian, korban dianiaya dan kepala korban terbentur ke lantai hingga tak sadarkan diri.

Setelah itu, pelaku memberikan air zam-zam kepada korban sebanyak dua kali, namun tidak ada respons dari korban. Detak jantung dan napas korban melemah, hingga akhirnya pelaku meminta maaf dan memasukkan tubuh korban ke dalam kantong plastik hitam besar dan dibungkus dengan karung.