Nia Kurnia Sari, Gadis Penjual Gorengan Keliling yang Meninggal Tragis setelah Mengalami Pelecehan di Sumbar

by -112 Views

Rabu, 11 September 2024 – 14:40 WIB

Sumatera Barat, VIVA – Nia Kurnia Sari, gadis asal Korong Pasar Surau, Nagari Guguak, Kecamatan Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, ditemukan tewas mengenaskan dengan keadaan tanpa busana pada Minggu, 8 September 2024.

Baca Juga :

Cita-cita Nia Kurnia Sari, Penjual Gorengan Lanjut Kuliah Pupus di Tangan Pembunuh

Gadis yang baru lulus SMA itu diketahui telah dinyatakan hilang sejak Jumat, 6 September 2024. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, diduga Nia menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Nia Kurnia Sari

Baca Juga :

Viral Video Nia Kurnia Sari Saat Jualan Gorengan Sebelum Ditemukan Tewas di Pariaman

Baru-baru ini, beredar video rekaman terakhir Nia yang diunggah oleh salah satu warga saat korban sedang mengelilingi kampung untuk menjual jualannya. Korban tampak mengangkat sebuah bakul di belakang seorang pria yang tengah menggendong anaknya yang masih balita.

“Tahu isi…bakwan,” ujar Nia yang terlihat mengenakan jilbab dan celana hitam sembari menawarkan jualannya kepada pria tersebut.

Baca Juga :

Babak Baru Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang, Oknum Polisi Ipda T Jadi Tersangka

Video yang diunggah ini lantas menjadi sebuah kesedihan yang mendalam untuk keluarga dan para rekan terdekatnya. Tak hanya mereka, netizen yang turut mengikuti perkembangan kasus Nia pun merasa prihatin dan sedih melihat berakhirnya kehidupan Nia yang dinilai tak adil.

Lantas, bagaimana sosok Nia Kurnia Sari di mata para keluarga dan sahabat?

Nia adalah gadis yang baru lulus dari sekolah Institut National Safi’i (INS). Seharusnya, Nia meneruskan mimpinya untuk berkuliah, namun impiannya itu direnggut paksa oleh manusia tak bertanggung jawab.

Semasa sekolah, Nia sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti OSIS hingga sempat memasuki organisasi beladiri walaupun hanya sebentar. Nia juga aktif dalam berbahasa asing, hal itu menjadikannya sosok yang memiliki keinginan untuk terus belajar demi menggapai mimpinya.

Walaupun ada keterbatasan dalam segi ekonomi, tekad Nia untuk berkuliah tidak goyah. Bahkan, Nia menjadi salah satu siswa berprestasi antara siswa-siswa cerdas lainnya sehingga ia bisa mendapatkan dana bantuan senilai Rp1,5 juta.

Tak dipakai untuk foya-foya, sisa uang tersebut ditabungkan oleh Nia untuk masa depannya nanti.

Nia diketahui telah bekerja keras menjual gorengan sejak SMP hingga lulus SMA. Setiap harinya, Nia harus mengelilingi perkampungan yang luas demi menghabiskan dagangannya.

Jalan yang dilalui Nia pun tidak mudah, ia harus berjalan pulang di jalanan yang sangat sepi dari lalu-lalang penduduk. Bagian kanan jalan terdapat hutan yang hening, sementara bagian kiri menjurus ke bawah adalah semak belukar.

Diketahui, Nia adalah seorang anak yang tidak memiliki keluarga utuh, orang tuanya sudah lama berpisah hingga menjadikannya sosok anak yang mandiri demi membantu sang ibu dalam menghidupkan keuangan.

Halaman Selanjutnya

Nia adalah gadis yang baru lulus dari sekolah Institut National Safi’i (INS). Seharusnya, Nia meneruskan mimpinya untuk berkuliah, namun impiannya itu direnggut paksa oleh manusia tak bertanggung jawab.

Halaman Selanjutnya