Pengakuan Jujur Mantan Komandan Jenderal Kopassus tentang Misi Terberat dan Pengalaman Melihat Teman Tertembak di Kepala

by -1844 Views

Kamis, 17 Oktober 2024 – 08:36 WIB

Jakarta, VIVA – Mantan Danjen Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Iwan Setiawan mengungkap pengalaman tugas yang paling pahit dalam karirnya.

Kisah tersebut diceritakan Mayjen Iwan Setiawan saat diundang dalam podcast di YouTube Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu. Laki-laki yang kini menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura itu menyebut pengalaman terberatnya yakni saat ditugaskan di Papua.

“Yang paling berat secara medan, cuaca dan transportasi adalah di Papua,” ungkap Mayjen Iwan Setiawan dilihat Kamis, 17 Oktober 2024. Beliau mengungkap, kondisi di Papua yang didominasi perbukitan dan tebing membuat tugasnya saat itu kian sulit. Ditambah lagi transportasi yang belum mumpuni, sehingga untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain sulit melalui jalur darat.

“Transportasinya sulit, dari satu distrik ke distrik lain itu harus pakai pesawat, sehingga kalau terjadi sesuatu di lapangan belum tentu kita bisa evakuasi, belum tentu kita bisa tolong logistik,” ucapnya. “Pesawat ada, cuaca tidak mengizinkan, kita tidak bisa terbang. Kalau bisa terbang pun belum tentu bisa mendarat. Mendarat pun rawan terhadap gangguan tembakan,” sambungnya.

Mayjen Iwan mengatakan meski saat itu kondisinya lelah dan stres, sebagai Kopassus ia dituntut harus bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. “Makanya dibilang, kenapa Kopassus brutal dan gila kalo latihan, karena memang dituntut seperti itu,” kata dia.

Mayjen Iwan juga mengatakan bahwa saat bertugas ia sempat melihat di depan mata rekannya yang juga anggota Kopassus tertembak dibagian kepala. Meski demikian, saat itu Iwan tidak gentar, justru ia semakin berapi-api menaklukan musuh. “Itu bener kejadian, sebagai Kopassus darah saya mendidih,” tegas jenderal bintang 2 ini. “Prajurit Kopassus jiwa korsa sudah dilatih dengan keras, setia kawan kalau ada anggota yang gugur, kita harus membalas kematian anggota kita meskipun jiwa raga kita jadi korban,” imbuhnya.