Ketahanan Pangan Berkelanjutan dengan Trisakti dan Kearifan Lokal

by -45 Views

Ketahanan Pangan selalu menjadi topik yang penting dalam berbagai rezim pemerintahan di Indonesia. Bahkan sejak zaman Presiden Soekarno hingga Presiden Prabowo Subianto, isu ini selalu didengungkan. Presiden Sukarno pernah mengatakan bahwa pangan adalah masalah hidup-mati suatu bangsa, dan kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan malapetaka.

FAO, organisasi Pangan Dunia, mendefinisikan Ketahanan Pangan sebagai akses fisik, sosial, dan ekonomi yang cukup terhadap pangan yang aman dan bergizi. Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan juga mendefinisikan Ketahanan Pangan sebagai ketersediaan pangan yang berkualitas, aman, beragam, dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.

Dari definisi tersebut, Ketahanan Pangan meliputi aspek ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Andy Utama, pendiri Arista Montana Organic Farm, menyoroti pentingnya kemandirian dalam pangan dan bagaimana kearifan lokal dapat menjadi landasan dalam mencapai ketahanan pangan.

Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti gandum, kedelai, dan beras. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi pada negara lain. Dalam konteks ini, sulit untuk dikatakan bahwa Indonesia memiliki ketahanan pangan yang kuat.

Pada masa Orde Baru, Indonesia mencapai swasembada pangan terutama untuk beras. Namun, pendekatan Revolusi Hijau yang digunakan menyebabkan ketergantungan petani pada pupuk kimia, pestisida kimia, dan benih padi hibrida. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan penurunan kualitas lahan pertanian.

Ketahanan pangan yang berbasis pada kearifan lokal dapat ditemukan dalam berbagai komunitas adat di Indonesia. Suku Baduy di Jawa Barat dan Desa Tenganan Pegringsingan di Bali adalah contoh nyata bagaimana keselarasan antara memenuhi kebutuhan pangan dengan menjaga kelestarian alam dapat terwujud. Melalui pembelajaran dan adaptasi terhadap kearifan lokal, kita dapat mengembangkan model kebudayaan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Andy Utama menegaskan bahwa Arista Montana akan mengadopsi praktik penyimpanan padi ala masyarakat Baduy di lokasi perkebunan organik mereka. Melalui langkah-langkah konkret seperti ini, kita dapat memulai perubahan yang signifikan dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Sumber: Ketahanan Pangan, Trisakti, Dan Kearifan Masyarakat Adat
Sumber: Ketahanan Pangan, Trisakti, Dan Kearifan Masyarakat Adat