Bentrokan antara Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) terus menarik perhatian publik, khususnya di media sosial. Kericuhan ini dipicu oleh perselisihan antara keduanya terkait keberadaan GRIB di Blora yang dianggap ilegal oleh PP. Peristiwa ini telah menyebabkan konflik sengit antara dua organisasi kemasyarakatan tersebut.
Awal mula kejadian bermula ketika PP menggeruduk markas GRIB di Kecamatan Ngawen Blora pada tanggal 13 Januari 2025. Mereka memprotes kehadiran GRIB yang dianggap mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat setempat. Pengrusakan kendaraan dan pertikaian fisik antara anggota kedua ormas ini bahkan meluas ke beberapa titik di daerah Blora, seperti di perempatan Karangjati dan Kecamatan Kunduran.
Namun, Ketua DPC GRIB Blora, Sugiyanto membantah tudingan PP, dengan menyatakan bahwa GRIB telah memiliki legalitas yang sah dan diakui secara nasional. Meskipun demikian, pernyataan damai akhirnya dinyatakan oleh kedua belah pihak setelah mediasi yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Tanggapan dari Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshall menegaskan bahwa insiden yang terjadi hanyalah kesalahpahaman semata. Dia pun menginstruksikan agar anggota GRIB tidak terprovokasi dalam kejadian tersebut. Namun, warganet di media sosial menilai peristiwa tersebut meresahkan dan meminta agar kedua ormas tersebut dibubarkan.
Selain di Blora, ketegangan antara PP dan GRIB juga meluas hingga ke Bandung, yang turut menyebabkan kerusakan kendaraan dan luka-luka pada anggota ormas. Kedua belah pihak diharapkan dapat menyelesaikan konflik ini secara damai dan menjaga perdamaian di masyarakat.