Dukungan Industri dari Pelabuhan Patimban – Wawasan Menjanjikan

by -92 Views

Pelabuhan Patimban di Subang belum dapat beroperasi sepenuhnya untuk kapal kontainer karena masih kekurangan crane untuk bongkar muat kontainer. Jarak yang cukup jauh dari kawasan industri juga menjadi alasan mengapa pelaku industri enggan beralih dari Pelabuhan Tanjung Priuk ke Pelabuhan Patimban. Sebuah pengamat transportasi, Bambang Haryo Soekartono, mengkritik hal ini dan menyoroti bahwa Pelabuhan Patimban seharusnya sudah dapat menerima 3,5 juta teus per tahun pada tahun 2023.

Bambang Haryo menyoroti bahwa biaya pembangunan Pelabuhan Patimban yang mencapai Rp43,22 triliun seharusnya sudah mencakup fasilitas crane dan kelengkapan pelabuhan lainnya. Sebagai perbandingan, Pelabuhan Kuala Tanjung di Medan dan Pelabuhan Makassar New Port, yang dibangun dengan biaya yang lebih rendah, sudah mampu menerima jumlah teus yang signifikan dengan bantuan crane yang memadai.

Selain itu, panjang dermaga Pelabuhan Patimban yang hanya 840 meter juga tidak mencukupi untuk menampung kapal dengan target muatan 7,5 juta teus. Selain itu, masalah tidak terkoneksinya jalur logistik antara kawasan industri dengan pelabuhan atau bandara juga menjadi perhatian. Bambang Haryo menekankan bahwa kesalahan skema pembangunan kawasan industri dan pelabuhan Patimban harus segera diperbaiki oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan industri dan menurunkan biaya logistik secara efektif. Menjaga kajian yang cermat dalam pembangunan kawasan industri dan jalur transportasi adalah langkah yang sangat vital untuk memajukan ekonomi nasional ke depan.