Pada Selasa, 11 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ada pihak yang menentang keputusannya untuk menerapkan kebijakan penghematan atau efisiensi anggaran pemerintah. Dalam acara Kongres ke-18 Muslimat NU di Surabaya, Jawa Timur, Prabowo menyinggung bahwa ada yang merasa tak terkalahkan secara hukum dan berperilaku seolah-olah menjadi “raja kecil” setelah anggaran kementerian dan lembaga dipangkas.
Presiden ke-8 Indonesia itu menyatakan bahwa penghematan anggaran bertujuan untuk mengurangi pengeluaran pada kegiatan yang bersifat seremonial, kajian, studi banding, pencetakan, publikasi, seminar, dan kelompok diskusi fokus. Prabowo juga menekankan pentingnya agar menteri dan pimpinan lembaga pemerintah menghemat operasional tanpa mengurangi anggaran pegawai dan bantuan sosial.
Selain itu, Prabowo juga mengkritik upaya dari pihak tertentu yang mencoba mempengaruhi wartawan dan LSM untuk membentuk narasi yang menyerang kebijakannya. Ia menegaskan bahwa ketakutannya lebih pada rakyat daripada kritik yang mungkin datang dari pihak tersebut. Reaksi dari warganet di media sosial pun muncul setelah pernyataan tegas Presiden ini, dengan beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan tentang siapa pejabat yang dimaksud oleh Prabowo dalam pernyataannya.