Tragedi Gugurnya Dua Prajurit Muda Kopassus di Gunung Teteh

by -12 Views

Pada Kamis, 25 Maret 2004, Tim Gading 3 Kopassus yang dipimpin oleh Letda Inf Richard Sangari kembali ke pos setelah melakukan patroli selama sepuluh hari di wilayah Bukit Selamat dan Bukit Hitam, Aceh Timur. Sesampainya di pos pada pukul 16.00 WIB, tim menerima perintah operasi dari Danki Gading, Kapten Inf Agung Udaya, untuk melakukan penyergapan terhadap kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di sekitar Gunung Teteh, Rantau Panjang, Aceh Timur. Tanpa menunda waktu, Letda Inf Richard Sangari memimpin pasukan dan membagi tugas. Operasi dijadwalkan dimulai pada pukul 03.00 WIB pada Jumat, 26 Maret 2004.

Malamnya, Prada Heroik Teguh Putra meminta izin untuk ikut dalam operasi. Mendengar permintaan tersebut, Letda Richard memberikan izin dan memerintahkan Prada Heroik untuk bersiap. Tim Gading 3 mulai bergerak menuju sasaran pada pukul 03.00 WIB. Setelah beberapa jam, Letda Richard bersama Prada Aceng menemukan posisi lawan yang dekat dan berhasil menyingkirkan anggota GAM serta menyita senjata. Pertempuran berlanjut dengan Prada Heroik dan Pratu Hartono juga berhasil menembak mati anggota GAM lainnya sekaligus terluka.

Kondisi semakin rumit ketika dua anggota GAM yang tersisa terus menembaki posisi pasukan. Di tengah situasi yang memburuk, evakuasi helikopter sulit dilakukan karena kondisi medan yang berbahaya. Akibatnya, dua prajurit gugur dalam pertempuran. Meskipun demikian, Tim Gading 3 berhasil merebut senjata lawan dan menewaskan delapan anggota GAM. Pengorbanan Prada Heroik Teguh Putra dan Pratu Hartono diabadikan dengan nama gedung dan lapangan olahraga di Grup 1 Kopassus, Serang, sebagai bentuk penghormatan. Kesetiaan dan keberanian mereka selalu menginspirasi prajurit TNI lainnya.