Kisah Intel Kopassus Samar Jadi Pedagang Durian – Terbongkar!

by -13 Views

Misi yang dilakukan oleh Sersan Badri, yang menggunakan nama samaran, merupakan gambaran kecil dari peran agen intelijen TNI dalam memberantas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) selama masa darurat militer 2003. Berdasarkan informasi dari buku Kopassus untuk Indonesia, Senin, 17 Februari 2025, Badri berhasil membangun kepercayaan dengan simpatisan GAM dengan menyamar sebagai pedagang durian yang sering berpergian dari Medan, Sumatera Utara, hingga Lhokseumawe, Aceh Utara. Dalam waktu satu tahun, ia berhasil memetakan situasi di daerah basis utama kekuatan militer kelompok separatis tersebut.

Kesetiaan Badri diuji ketika ia diminta untuk menyembunyikan istri salah satu panglima GAM yang sedang hamil. Dengan menyewa tiga tempat di Lhokseumawe untuk melindungi wanita tersebut selama tiga bulan, Badri berhasil membangun kepercayaan lebih dalam dengan kelompok tersebut. Selain itu, Badri juga memberikan informasi mengenai gerakan patroli TNI agar GAM dapat menghindari serangan langsung.

Badri juga berhasil mengungkap perdagangan senjata dan ganja yang dilakukan oleh GAM. Ia menyusup ke markas GAM di Blang Ngara, Aceh Utara, saat senjata-senjata berasal dari Thailand dan Malaysia tiba. Selain senjata, Badri juga berhasil mengungkap sumber utama keuangan GAM yang berasal dari perdagangan ganja di Aceh Timur dan Aceh Utara.

Dengan diberlakukannya darurat militer, TNI melakukan operasi penyergapan terhadap tiga tokoh utama GAM setelah mendapatkan informasi dari Badri. Operasi tersebut dilakukan setelah Badri berpamitan dengan petinggi GAM dan kembali ke Jakarta. Meskipun operasi tidak berhasil menangkap semua tokoh yang ditargetkan, namun berkat informasi dari Badri, gerakan separatis GAM di Aceh mulai meredup.

Akhirnya, pada Desember 2004, bencana tsunami Aceh memberikan dampak besar bagi wilayah tersebut. Dengan masuknya bantuan kemanusiaan, gerakan separatis GAM semakin meredup. Pada 15 Agustus 2005, Pemerintah RI dan GAM berhasil mencapai kesepakatan damai dalam Perjanjian Helsinki, yang menandai akhir dari konflik panjang di Aceh.