Nilai transaksi aset kripto di Indonesia pada Januari 2025 mencapai Rp 44,07 triliun, meningkat 104,31 persen dibanding periode Januari 2024. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Februari 2025. Saat ini, terdapat 1.396 aset kripto yang dapat diperdagangkan di Indonesia, dengan 19 entitas di ekosistem perdagangan aset kripto telah disetujui oleh OJK.
Di antara entitas tersebut adalah 1 bursa kripto, 1 lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian, 1 pengelola tempat penyimpanan, serta 16 pedagang. Sedangkan proses perizinan sedang berlangsung untuk 14 calon pedagang aset kripto. Hasan menyatakan bahwa kegiatan perdagangan aset kripto berjalan lancar setelah kewenangan dipindahkan dari Bappebti.
Untuk mendukung sektor Inovasi, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto yang berkelanjutan, OJK sedang mengkaji dan menyusun pedoman keamanan siber bagi pedagang aset keuangan digital, termasuk aset kripto. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar bagi pedagang aset keuangan digital dan aset kripto untuk memperkuat implementasi keamanan siber dan meningkatkan ketahanan siber dari platform pedagang aset keuangan digital dan aset kripto.
