Pertikaian antara faksi-faksi industri yang berbeda dan persaingan untuk mendapatkan kursi di dewan telah mendapatkan sorotan. Kesulitan pembagian prioritas ini, bersama dengan permintaan yang tinggi untuk peran dalam dewan, mungkin mempengaruhi keputusan yang diambil. Bicara tentang keputusan ini dilakukan di luar Gedung Putih, bukan di dalamnya, menurut sumber yang dikutip. Sementara itu, anggota parlemen dan pejabat Gedung Putih sedang merancang aturan yang dapat menguntungkan industri, namun para pemimpin kripto terbelah dalam pandangan mereka terhadap isu-isu utama. Diskusi sensitif tentang akses penerbit stablecoin ke obligasi pemerintah AS dan kelompok token apa yang seharusnya termasuk dalam cadangan kripto federal telah menimbulkan pertikaian dalam beberapa minggu terakhir. Dalam konteks ini, dewan kripto bisa menjadi tempat konflik dan memecah belah industri. Kristin Smith dari the Blockchain Association mengkhawatirkan bahwa dewan ini mungkin hanya akan memihak pada kelompok tertentu dan tidak memberikan ruang yang cukup untuk suara industri yang beragam. Pertemuan puncak kripto yang diselenggarakan di Gedung Putih diharapkan dapat melibatkan lebih banyak pelaku industri, menurut Smith. Para pelobi pun berharap agar pertemuan puncak tersebut bisa menyertakan lebih banyak suara dari berbagai sisi industri. Terkait keputusan investasi, pembaca diingatkan untuk selalu melakukan riset dan analisis sebelum membeli maupun menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas hasil keuntungan atau kerugian dari keputusan investasi.
KTT Kripto Tanggal 7 Maret 2025: Agenda dan Frekuensi Acara
