Selama lima tahun terakhir, pergerakan harga Bitcoin selama bulan Ramadan menunjukkan tren menarik dengan kecenderungan penurunan yang konsisten. Pada tahun-tahun sebelumnya, Bitcoin menurun sebesar -21.71% pada 2021, -16.00% pada 2022, -3.73% pada 2023, dan -4.14% pada 2024. CEO Indodax, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa penurunan ini bukan hanya fenomena musiman, tetapi juga dipengaruhi oleh perubahan psikologi pasar selama Ramadan.
Menurut Oscar, minat investor ritel terhadap kripto cenderung menurun selama bulan Ramadan, yang dapat menyebabkan tekanan jual yang lebih tinggi. Faktor ini sering diperkuat oleh tren historis yang menciptakan ekspektasi penurunan harga, sehingga memicu aksi ambil untung sebelum Ramadan tiba. Namun, di tahun 2025, pasar kripto menghadapi dinamika yang berbeda.
Bitcoin mengalami lonjakan hingga 8% dalam satu hari, kembali ke level USD90.000 setelah sebelumnya turun di bawah USD80.000. Pemulihan ini didorong oleh sentimen positif terkait rencana Presiden AS Donald Trump yang disinyalir ingin mengusulkan cadangan kripto nasional. Oscar menekankan adanya elemen geopolitik yang kuat dalam pergerakan pasar kripto tahun ini. Jika pemerintah AS benar-benar mengambil langkah serius untuk memasukkan aset digital dalam kebijakan moneter, dampaknya bisa besar bagi industri kripto global.