Tokocrypto sedang menargetkan investor institusional di pasar kripto Indonesia karena potensi yang terus meningkat baik dari segi global maupun dalam negeri. Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, mengungkapkan bahwa nilai total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 32,78 triliun pada Februari 2025 menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, jumlah investor institusional di Indonesia tercatat sebanyak 556 investor terdaftar.
Menurut Iqbal, investor institusi saat ini lebih mempertimbangkan aspek fundamental dan kepatuhan terhadap regulasi daripada sekedar mengikuti tren belaka. Secara global, minat institusi terhadap aset digital juga terus meningkat. Coinbase dan EY-Parthenon melakukan survei yang menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen investor institusional berencana menambah alokasi dana ke aset digital sepanjang tahun 2025.
Sebanyak 59 persen dari mereka bahkan berencana mengalokasikan lebih dari 5 persen dari total dana kelolaan mereka ke kripto atau produk terkait. Di samping itu, 84 persen institusi telah menggunakan atau menunjukkan minat terhadap stablecoin untuk kemudahan transaksi dan efisiensi pertukaran mata uang asing.
Tokocrypto juga meluncurkan layanan Tokocrypto Prestige yang ditujukan untuk investor institusional dan pengguna VIP. Hal ini sebagai tanggapan terhadap meningkatnya minat investor institusi terhadap aset digital, baik di tingkat global maupun nasional. Layanan Tokocrypto Prestige menawarkan manajer akun pribadi, akses prioritas ke produk investasi strategis, biaya transaksi yang lebih kompetitif, serta dukungan pelanggan 24/7. Program ini juga akan menyelenggarakan workshop eksklusif bagi anggotanya.
Dengan peluncuran layanan ini, Tokocrypto berharap dapat menarik lebih banyak investor institusi ke ekosistem kripto nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara.