Industri penerbangan komersial telah menjadi simbol kemajuan teknologi dan konektivitas global. Namun, di balik kenyamanan dan kecepatan yang ditawarkan, sejarah penerbangan juga menyimpan catatan kelam berupa kecelakaan tragis yang merenggut ribuan nyawa. Tragedi-tragedi ini bukan hanya meninggalkan duka, tetapi juga memicu reformasi besar dalam sistem keselamatan, prosedur pelatihan, dan keamanan bandara di seluruh dunia.
Menurut laman penerbangan Aviationa2z, berikut adalah 10 kecelakaan pesawat paling mematikan dalam sejarah dunia yang telah mengubah wajah industri penerbangan secara permanen. Salah satunya adalah Tragedi Bandara Tenerife pada 27 Maret 1977, di mana dua pesawat jumbo jet, KLM dan Pan Am, bertabrakan di landasan Bandara Los Rodeos, Kepulauan Canary, Spanyol yang mengakibatkan 583 orang tewas. Kecelakaan ini disebabkan oleh miskomunikasi, egoisme pilot, dan kurangnya radar permukaan di bandara kecil tersebut.
Hal serupa terjadi pada Japan Airlines Penerbangan 123 pada 12 Agustus 1985, di mana pesawat mengalami kerusakan fatal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Tragedi dan peristiwa lainnya seperti Tabrakan Udara Charkhi Dadri, Saudi Arabian Airlines Penerbangan 163, Malaysia Airlines MH17, Iran Air 655, American Airlines Penerbangan 191, Bom Pan Am 103 di Lockerbie, Air India Penerbangan 182, dan EgyptAir Penerbangan 990 juga menjadi catatan tragis dalam sejarah penerbangan.
Setiap kecelakaan tersebut tidak hanya meninggalkan duka, tetapi juga menjadi katalis bagi perubahan besar dalam sistem keselamatan penerbangan global. Melalui tragedi, dunia belajar bahwa keselamatan penumpang memerlukan kombinasi teknologi canggih, pelatihan yang tepat, komunikasi efektif, dan kebijakan yang berpihak pada keamanan manusia. Dari radar yang lebih canggih hingga keamanan bandara yang diperketat, semua ini merupakan warisan dari nyawa yang pernah terenggut di langit.