Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan keyakinannya akan pentingnya perdamaian yang didapat dari pengalamannya di militer. Pada Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, Prabowo menekankan pentingnya dialog dan rekonsiliasi dalam penyelesaian konflik. Sebagai seorang mantan prajurit, Prabowo menganggap perdamaian dan rekonsiliasi sebagai hal yang krusial, serta mengambil inspirasi dari sosok Nelson Mandela dalam pendekatannya terhadap lawan politik dan konflik masa lalu. Contoh rekonsiliasi yang sukses di Indonesia, seperti di Aceh, juga turut diungkapkan oleh Prabowo.
Prabowo menegaskan bahwa berunding selalu lebih baik daripada saling membunuh dalam menyelesaikan konflik, sesuai dengan prinsipnya. Dia yang memiliki latar belakang militer selalu menekankan pentingnya negosiasi dan rekonsiliasi dalam menyelesaikan perbedaan. Prabowo juga menggarisbawahi peran dialog dan kesatuan kembali mantan musuh, sebagai pembelajaran dari Nelson Mandela.
Dalam sesi tanya jawab di SPIEF 2025, Prabowo menjelaskan pentingnya perdamaian dan rekonsiliasi dalam menyelesaikan konflik, serta memberikan contoh konkret rekonsiliasi di Indonesia, seperti kasus Aceh. Mantan komandan Tentara Pembebasan Aceh yang dulunya menjadi musuh, kini telah bergabung dengan partainya dan menjabat sebagai Gubernur Aceh. Hal ini membuktikan bahwa perdamaian dan rekonsiliasi memiliki peran kunci dalam menyatukan kembali mantan musuh.