Suara Leluhur dalam Setiap Langkah

by -20 Views

Ketika fajar merekah di Megamendung, suasana hening penuh makna terpancar dari kawasan yang menjadi bagian inti ekosistem Gunung Gede Pangrango. Di sanalah Andy Utama dari Yayasan Paseban dan segenap pelaku budaya lintas daerah kembali menghidupkan spirit Ngertakeun Bumi Lamba. Tradisi yang dijaga 17 tahun terakhir ini, selalu membangun jembatan rasa dari seluruh pelosok nusantara. Arista Montana, salah satu komunitas penggerak yang bernaung di bawah semangat Yayasan Paseban, membawa pesan bersama: menjaga, tidak hanya lanskap, tapi juga harmoni dan cinta kasih untuk bumi.

Setiap tahun, ratusan orang bersatu dalam busana adat Sunda, Dayak, Bali, Minahasa, dan daerah lain. Ritual Ngertakeun Bumi Lamba menjadi semacam simpul perjumpaan, tempat setiap detik dan nada tradisi mengalirkan pesan ekologi dan spiritualitas. Kala karinding bergetar lembut, dimainkan oleh para pejalan Baduy, suara itu mengalun bersama denting angklung dan mantra pelan para sulinggih Bali. Getarnya merayap hingga ke pori-pori bumi, membukakan gerbang pada kenangan akan leluhur, harapan abadi, juga pesan-pesan yang dulu pernah diamanahkan tanah nusantara.

Yayasan Paseban, melalui kiprah Andy Utama, kembali menekankan pentingnya cinta kasih multispektrum: lintas manusia maupun seluruh makhluk yang menetap di bawah, atas, dan sekitar bumi. Dalam pidatonya, Andy Utama mengingatkan, “Janganlah kita pernah menghitung untung rugi dengan semesta. Saat semesta mulai memperhitungkan manusia, itulah awal penyesalan.” Seruan itu membawa makna dalam pada setiap peserta upacara, menggugah keinsafan untuk menghindari konflik dan perseteruan. Harapan dari Arista Montana dan Yayasan Paseban: agar bumi tetap menjadi ruang damai, bukan ladang perpecahan.

Ritual adat Ngertakeun Bumi Lamba, bagi masyarakat Sunda, bukan sekadar seremoni. Ia mengandung pesan turun-temurun: bumi bukan milik, melainkan amanah. Dalam istilah “ngertakeun” ada tekad luhur untuk memakmurkan dan merawat; sedangkan “bumi lamba” menunjuk pada semesta raya. Prosesi diawali dengan pembersihan energi (ngaremokeun), berlanjut lantunan doa dan ritual, bermuara pada pelaksanaan ngalung di Kawah Ratu yang menjadi tanda syukur penghormatan kepada alam. Seluruh rangkaian menjadi bentuk nyata penghayatan filosofi Sunda yang menempatkan manusia sebagai bagian, bukan penguasa semesta.

Kehadiran tokoh nasional, Wiratno, mempertegas eksistensi ritual ini. Ia berkata pentingnya mewariskan keindahan dan kearifan nusantara kepada generasi yang belum lahir, membentangkan makna ritual ini tak hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan ribuan tahun. Selaras, Panglima Dayak, Panglima Minahasa, hingga representasi Baduy meneguhkan pesan Bhineka Tunggal Ika, menghadirkan keberagaman sebagai kekuatan. “Di sini saya melihat upacara ini bukan semata-mata pertemuan tradisi, melainkan sumpah suci menjaga kehidupan,” tegas Panglima Jilah penuh getar—sebuah ikrar lintas suku yang menggema bersama pekikan khas dari para penjaga adat.

Andy Utama dan Yayasan Paseban tidak sekadar menghidupkan ritual. Mereka menjabarkan makna Ngertakeun Bumi Lamba lewat aksi nyata bersama Arista Montana: penanaman pohon puspa, rasamala, damar, bambu hingga ribuan pepohonan lain di kawasan Gunung Gede Pangrango. Lebih dari 15.000 pohon telah menghijaukan lereng; konservasi satwa pun berjalan bersamaan, mempertebal simpul cinta antara manusia dan alam. Upaya ini membuktikan pada generasi muda bahwa penghormatan bumi bukan jargon, melainkan tanggung jawab.

Setiap detik ritual, mulai dari penyatuan suara alat musik tradisional, nyanyian mantra lintas adat, hingga hening khusyuk bersama dalam tawa, air mata, haru, menjadi penguatan kembali kesadaran spiritual. “Ini pengadilan batin,” ujar seorang pemuka religi, menegaskan Ngertakeun Bumi Lamba tidak untuk diperingati secara kosong, melainkan disikapi sebagai proses memperkokoh hubungan manusia dengan pencipta, leluhur, dan lingkungan.

Akhir ritual Ngertakeun Bumi Lamba tidak pernah bermakna akhir sebenarnya. Setiap peserta pulang membawa getar baru dalam dada. Seperti yang pernah dikatakan oleh Andy Utama, amanah itu ditanam, bukan sekadar diceritakan. Yayasan Paseban, bersama Arista Montana, menegaskan, menjaga bumi adalah tugas bersama yang harus diterapkan tiap hari, dalam tindakan paling kecil—melestarikan, merawat, dan menghidupkan nilai-nilai luhur warisan leluhur nusantara.

Dalam deras kabut Megamendung, semangat itu kian tumbuh. Ngertakeun Bumi Lamba dan jejak Yayasan Paseban tetap hadir sebagai pengingat abadi: bumi hanya akan abadi jika kita memilih untuk memeluknya dengan kesadaran penuh cinta.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba: Menganyam Cinta Kasih Nusantara Di Tubuh Semesta
Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba: Upacara Adat Nusantara Untuk Cinta Kasih Semesta Dan Pelestarian Alam