Hampir 100 Ribu Warga Palestina Tewas: Situasi Kritis di Gaza

by -13 Views

Tragedi kemanusiaan yang melanda Gaza terus memburuk seiring berkecamuknya konflik di kawasan tersebut. Berdasarkan laporan investigasi yang diterbitkan oleh surat kabar Israel, Haaretz, jumlah korban jiwa warga Palestina akibat perang tersebut mencapai angka yang mengkhawatirkan. Data Haaretz menunjukkan bahwa hampir 100.000 jiwa telah meninggal sejak pertempuran dimulai pada Oktober 2023, mendekati empat persen dari total populasi Gaza. Hal ini membuat konflik di Gaza diperhitungkan sebagai salah satu konflik paling mematikan di abad ke-21.

Perbedaan data korban antara laporan Haaretz dan laporan resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza sangat signifikan. Haaretz mencatat angka kematian yang jauh lebih tinggi, menunjukkan bahwa banyak korban tidak hanya disebabkan oleh serangan langsung militer Israel, tetapi juga oleh dampak tidak langsung seperti kelaparan, kedinginan, dan penyebaran penyakit karena runtuhnya sistem kesehatan di Gaza.

Studi independen yang dilakukan oleh Profesor Michael Spagat dari Royal Holloway, University of London, menunjukkan bahwa sekitar 75.200 orang tewas akibat kekerasan langsung hingga Januari 2025, dengan 56 persen korban merupakan perempuan dan anak-anak. Gaza juga dinilai memiliki rasio tertinggi korban sipil non-kombatan dibandingkan dengan kombatan dalam konflik bersenjata global.

Kritik terhadap militer Israel semakin meningkat, dengan tuduhan melampaui batas konflik konvensional dan menuju pada jenis genosida sistemik terhadap warga sipil Palestina. Meskipun ada penolakan dari pihak Israel terkait angka korban sipil yang tinggi, laporan Haaretz dianggap lebih kredibel karena didasarkan pada data akademik dan observasi lapangan.

Laporan Haaretz menjadi panggilan darurat bagi dunia internasional, bahwa konflik di Gaza tidak hanya soal politik, namun juga soal nyawa manusia yang terenggut. Perempuan dan anak-anak menjadi korban terbesar dalam konflik tersebut, dan tindakan harus segera diambil untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut di masa depan.

Source link