Penyebab Minat Anak Muda Jepang pada Partai Populis Anti-Imigran

by -11 Views

Partai Sanseito, yang muncul di Jepang selama awal pandemi COVID-19 tahun 2020, menjadi sorotan bagi generasi muda. Partai ini menarik perhatian dengan narasi anti-imigran dan tuntutan revisi Konstitusi Jepang tahun 1947. Dengan slogan unik yang menyebut politik sebagai ‘rock’ baru, Sanseito berhasil meraih tiga kursi dalam pemilu majelis rendah tahun lalu. Sekarang, dengan target enam kursi dalam pemilu majelis tinggi musim panas ini di bawah pimpinan Sohei Kamiya, popularitas partai ini semakin meningkat.

Partai Sanseito meraih popularitas di media sosial dengan menyatukan sentimen nasionalisme, krisis identitas, dan kekhawatiran terhadap masa depan. Dalam diskusi forum partai di Prefektur Wakayama, terdapat usulan perubahan konstitusi yang menekankan bahwa “Jepang adalah milik rakyat Jepang” dan melarang kepemilikan lahan oleh orang asing.

Fenomena yang mengejutkan adalah banyaknya anak muda Jepang yang tertarik dengan narasi partai ini. Dukungan dari kalangan muda yang sebelumnya dianggap apolitis menjadi peringatan bagi sistem politik Jepang. Partai Sanseito, dengan retorika yang menyentuh ranah sejarah, budaya, dan nasionalisme, berhasil mengisi kekosongan dalam politik konvensional.

Sanseito merefleksikan ketegangan sosial yang dirasakan banyak warga Jepang, terutama anak muda, di tengah ketidakpastian ekonomi, perubahan budaya, dan tantangan globalisasi. Apakah Sanseito hanya fenomena sesaat atau merupakan cikal bakal perubahan politik yang lebih besar, hanya waktu yang akan menjawabnya. Suara anak muda mulai terdengar di panggung politik Jepang, dan Sanseito berhasil menangkap suara mereka.

Source link