Potensi Indonesia sebagai Pionir RWA di Asia Tenggara

by -31 Views

Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, mendorong pengetahuan masyarakat tentang tokenisasi aset nyata atau real world assets (RWA). Tokenisasi RWA dianggap sebagai langkah penting untuk demokratisasi investasi dan pembiayaan pembangunan nasional. Pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di Jakarta Convention Center, Misbakhun menyampaikan pentingnya tokenisasi RWA. Konsep ini memungkinkan aset fisik seperti properti, tanah, komoditas, dan proyek infrastruktur diubah menjadi token digital yang dapat dimiliki masyarakat secara fraksional. Dengan demikian, investor dengan modal terbatas tetap dapat berpartisipasi dalam berbagai investasi. Potensi Indonesia sebagai pionir tokenisasi aset nyata di Asia Tenggara ditunjukkan dengan tingginya populasi digital dan pasar investasi yang luas. Proyeksi McKinsey & Company, salah satu firma konsultan manajemen global terkemuka, menunjukkan bahwa pasar tokenisasi global diperkirakan mencapai USD 4 triliun pada tahun 2030. Menghadapi peluang ini, Misbakhun meyakini Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memainkan peran signifikan dalam pasar tokenisasi. Namun, tantangan seperti likuiditas pasar, regulasi hukum, dan infrastruktur teknologi harus diatasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, Misbakhun mendorong pemerintah dan regulator untuk menetapkan kerangka kerja yang jelas, termasuk dalam hal penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau surat berharga syariah (Sukuk) dalam bentuk tokenisasi. Tokenisasi bukan hanya berarti inovasi finansial, tetapi juga merupakan jalan menuju kesetaraan kepemilikan ekonomi. Dengan demikian, masyarakat dapat turut serta dalam pembiayaan pembangunan nasional sambil menikmati hasilnya. Harap diingat bahwa setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca, selalu lakukan analisis sebelum melakukan transaksi kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas hasil keputusan investasi yang diambil.

Source link