Gajah yang ‘Paling Kesepian di Dunia’ Meninggal pada Usia 50 Tahun

by -455 Views

Kamis, 30 November 2023 – 15:41 WIB

VIVA Trending – Petugas kebun binatang di ibu kota Filipina, Manila, pada hari Rabu waktu setempat mengumumkan bahwa seekor gajah yang hidup menyendiri di dalam kandang selama beberapa dekade, telah meninggal dunia.

Gajah itu bernama Mali. Ia terkenal di seluruh dunia dengan julukan ‘gajah paling kesepian di dunia’. Meskipun Mali merupakan objek wisata yang populer di kebun binatang kota tersebut, ia juga menjadi pusat kampanye global untuk direlokasi agar bisa bergabung dengan anggota spesiesnya yang lain.

Kematian gajah itu diumumkan pada konferensi pers oleh Walikota Manila Honey Lacuna. “Mali adalah milik kami yang berharga dan menjadi daya tarik utama di Kebun Binatang Manila,” kata Lacuna, mengenang orangtuanya yang membawanya ke kebun binatang untuk melihat gajah tersebut. “Saya sedih karena dia adalah bagian dari hidup kami,” lanjutnya, melansir DW, Kamis, 30 November 2023.

Dokter hewan kebun binatang Heinrich Domingo mengatakan kepada wartawan bahwa otopsi menunjukkan bahwa Mali mengidap kanker pankreas dan menolak tuduhan bahwa ia diabaikan. “Kami adalah keluarganya,” katanya.

Sementara itu, kelompok Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan (PETA) mengecam pihak berwenang yang terlalu lama membiarkan Mali sendirian, mengingat gajah dikenal sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok di alam liar.

“Karena ketidakpedulian dan keserakahan, gajah Mali mati dengan cara yang sama seperti dia hidup selama hampir 50 tahun: sendirian di kandang beton di Kebun Binatang Manila,” kata PETA dalam sebuah pernyataan.

Kelompok ini juga menuduh kebun binatang dan pemerintah Filipina mengabaikan “masalah kaki yang jelas-jelas menyakitkan” di Mali.

Selebriti termasuk pakar perilaku hewan terkemuka Jane Goodall dan legenda musik Paul McCartney telah bergabung dalam kampanye PETA untuk menyerukan agar Mali dipindahkan ke tempat perlindungan, di mana ia bisa menikmati kebersamaan dengan gajah lainnya.

Beberapa pengguna media sosial mengungkapkan kesedihan atas kematian Mali, namun juga mengecam pejabat kebun binatang dan kota atas perlakuan yang diterimanya. “Tidak ada lagi kandang kecil bagi hewan. Bebaskan Mali,” kata salah satu pengguna Facebook, dan pengguna lain berkomentar bahwa “mereka membunuhnya jauh sebelum kematian fisiknya.”

Diketahui, Mali diberikan sebagai hadiah dari Sri Lanka pada tahun 1977 kepada ibu negara Filipina saat itu Imelda Marcos, istri diktator Ferdinand Marcos dan ibu dari Presiden saat ini Bongbong Marcos.

Mali baru berusia tiga tahun ketika tiba di Manila.