Senin, 26 Agustus 2024 – 19:37 WIB
Jakarta, VIVA – Pakar politik, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan ada kelebihan dan kekurangan jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung Anies Baswedan di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Sebelumnya, PDIP telah memberikan sinyal bahwa mereka berpeluang mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Terlebih, adanya perubahan ambang batas pencalonan kepala daerah oleh Mahkamah Konstitusi (MK), yang membuat PDIP bisa mengusung pasangan calon sendiri.
Akan tetapi, PDIP juga tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan lebih memilih untuk mengusung calon internal seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Tri Rismaharini, atau Djarot Saiful Hidayat, dibandingkan dengan Anies yang berstatus non partai. “Kalau dilihat di Jakarta, memang PDI Perjuangan satu-satunya yang masih tersisa. Terkait apakah PDI Perjuangan mengusung calon dari internal, ataukah dari luar? memang lebih kompleks,” kata Burhanuddin dikutip dari Youtube tvOne.
Menurut Burhan, kelebihan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta adalah peluang untuk meraih kemenangan yang lebih tinggi bagi PDIP, karena Anies memiliki elektabilitas yang lebih kuat dibandingkan dengan kader-kader PDIP lainnya. Dengan memanfaatkan popularitas dan daya tarik Anies yang sudah terbukti di beberapa survei, PDIP bisa meningkatkan perolehan suara dan memperkuat posisinya di Jakarta. “Kalau dari sisi elektabilitas personal, Anies lebih tinggi ketimbang nama-nama dari kader PDI Perjuangan sendiri,” ungkap Burhan.
Selain kelebihannya, Burhan juga menjelaskan tentang kekurangan yang mungkin dihadapi jika Anies Baswedan diusung oleh PDIP. Ada hambatan besar karena Anies dianggap mewakili arus ideologis yang berbeda dengan PDIP, menandakan bahwa nilai-nilai atau pandangan politik Anies mungkin tidak sejalan dengan ideologi yang dianut oleh PDIP. Akibatnya, akan sulit untuk mengajak basis pendukung atau konstituen PDIP agar mau memilih Anies sebagai calon mereka. “Tetapi kalau mengusung Anies ada juga konstrainnya, Anies bagaimanapun merepresentasikan arus ideologis yang berbeda dengan PDI Perjuangan dan tidak mudah untuk mengajak basis konstituen PDI Perjuangan untuk memilih Anies,” jelas Burhan.