Rabu, 22 November 2023 – 17:26 WIB
Gaza – Baru-baru ini, kisah seorang dokter di Gaza, Palestina menjadi viral di media sosial. Kisahnya menyentuh hati para netizen karena dia harus amputasi kaki anaknya sendiri tanpa menggunakan anestesi atau obat bius. Kisah ini diunggah oleh akun Twitter, @tanyarlfess. Video tersebut menunjukkan seorang dokter yang menangis tersedu-sedu.
“Seorang dokter bedah di Gaza harus melakukan operasi amputasi pada anaknya sendiri tanpa obat bius,” tulis akun tersebut.
Diduga sang dokter kehabisan obat bius dan bantuan obat-obatan. Sehingga, dia harus melakukan tindakan bedah tersebut tanpa obat bius. Dengan hati yang hancur, dia melakukan operasi tersebut.
Sayangnya, nyawa sang anak tidak dapat tertolong karena rasa sakit yang harus dia derita saat melakukan amputasi tersebut. Dokter yang tidak diketahui identitasnya itu pun hanya bisa menangis menyaksikan kepedihan yang dirasakan sang anak. Terlihat beberapa tenaga medis lainnya menguatkan sang dokter setelah kematian anaknya.
Momen menyayat hati ini pun mendapat banyak komentar dari para netizen Tanah Air. Netizen pun ikut berduka, sekaligus merasakan rasa sakit mendalam menyaksikan momen yang begitu menyayat hati ini.
Pedih banget hatiku ya Allah,” tulis netizen dalam kolom komentar.
Gak kebayang traumanya dia,” tulis netizen lainnya.
Ya Allah nyesel banget bacanya,” kata netizen lainnya.
Perlu diketahui dilansir Al Jazeera, Rabu, 22 November 2023, pemerintah di Gaza telah merilis jumlah korban terbaru pada 21 November. Lebih dari 14.128 warga Palestina telah tewas sejak 7 Oktober, termasuk sedikitnya 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita.
Sementara itu, setidaknya 33.000 orang terluka. Lebih dari 6.800 orang hilang, baik terjebak di bawah reruntuhan maupun dalam wujud jenazah yang belum teridentifikasi.
Mengenai kerusakan yang disebabkan oleh bom Israel, pemerintah mengatakan bahwa 44.000 unit perumahan telah hancur di Gaza dan 230.000 unit rusak, yang berarti bahwa 60 persen dari seluruh perumahan di Jalur Gaza tidak layak huni akibat perang. Sedangkan 26 rumah sakit dan 55 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi.