Kamis, 14 Desember 2023 – 00:03 WIB
VIVA Trending – Dalam peristiwa baru-baru ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan mendistribusikan mainan yang menyerupai makanan kepada anak-anak di wilayah Gaza yang saat ini tengah terkepung perang. Ini tentu menandai penyimpangan dari program bantuan yang biasanya, yang sebagian besar berfokus pada penyediaan pasokan makanan penting ke daerah-daerah yang terkena krisis, telah memicu pertanyaan dan potensi kritik.
Potret-potret dan video mengenai hal ini dibagikan di media sosial X (sebelumnya Twitter) dan TikTok sempat viral dan membuat banyak orang heran dan geram. Pasalnya, seperti diketahui, Gaza tengah menghadapi gempuran dari Israel sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober lalu.
“Alih-alih memberi makanan kepada anak-anak kami, PBB malah memberi mereka mainan dengan bentuk makanan,” tulis seorang pengguna media sosial di Gaza. Keputusan untuk menyebarkan makanan mainan dan bukan makanan sebenarnya menimbulkan keheranan, terutama mengingat kondisi Gaza yang genting. Wilayah ini, yang dilanda gejolak politik dan ekonomi, kesulitan mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan dan sanitasi.
Melansir laporan BNN Breaking News, alasan yang mendasari keputusan PBB yang tidak biasa ini masih membingungkan, namun hal ini diduga merupakan komponen strategi yang lebih luas atau kampanye spesifik yang menyasar kesejahteraan atau pendidikan anak. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan kemampuan mereka untuk memasok kebutuhan dasar bagi masyarakat di Gaza berada di ambang kehancuran di tengah meningkatnya serangan Israel.
Israel terus membombardir Gaza bahkan setelah Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata, sebuah tindakan yang dikutuk keras oleh kelompok-kelompok kemanusiaan. Dalam sebuah tindakan yang jarang terjadi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memicu pemungutan suara tersebut dengan menggunakan Pasal 99 piagam PBB, sebuah tindakan yang tidak digunakan selama beberapa dekade, dengan mengatakan, “Rakyat Gaza sedang melihat ke dalam jurang yang dalam.”
Setidaknya 17.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam dua bulan dan hampir 49.000 orang terluka, sementara banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan.