LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -488 Views

Keteguhan Hati
Bagi seorang prajurit, keteguhan hati mutlak diperlukan. Keteguhan hati tidak hanya berkaitan dengan keteguhan fisik tetapi juga keteguhan hati moral. Keteguhan fisik muncul dalam kemauan untuk mengatasi rasa takut di depan cedera dan kematian. Keteguhan hati moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan tetapi sesuai dengan keyakinan sebagai prajurit TNI. Keteguhan fisik dan keteguhan hati moral muncul dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Begitu seorang komandan kehilangan keberaniannya, apresiasi dari anak buahnya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Kepribadian Unggul
Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan baik. Saya berkata kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang menonjol tetapi tidak baik, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, mengutamakan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri, menunjukkan kerendahan hati dan kesiapan untuk berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata:
Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin berjiwa besar, mampu mendengarkan hal-hal negatif tetapi selalu melakukan hal-hal positif.
Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu menjadi cahaya petunjuk di dalam kegelapan.
Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu menunjukkan harapan.
Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan.
Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi.
Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat anak buahnya serta menghapus ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak bebas dan dapat dirasakan di mana-mana.
Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.

Delapan sifat kepribadian yang kita pelajari dari leluhur bangsa ini harus direnungkan karena kearifan mereka tidak boleh dianggap remeh. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat kepribadian negatif seperti serakah, tidak jujur, egois, pengecut, acuh tak acuh, tidak adil, merasa berhak, narsistik, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan dan bahkan ditentang oleh anak buahnya sendiri.

Kesetiaan
Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika ia tidak setia, ia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidupnya sebagai seorang pemimpin. Kesetiaan bisa tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi terhadap rekan dan anak buah yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, dalam keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan atau mencari-cari kesalahan anak buahnya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan anak buahnya ketika segala sesuatunya berjalan tak semestinya. Di sisi lain, jika anak buahnya sukses, mereka sering kali menjadi orang pertama yang keluar dan mengklaim kemenangan sebagai miliknya sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha mempertahankan dan meletakkan kepentingan anak buahnya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang dapat kita pelajari dari hal ini: Jika Anda peduli pada anak buah Anda, anak buah Anda akan peduli pada Anda.

Keterampilan Profesional
Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus memahami dengan baik bidangnya. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik mulai dari tingkat peleton, kompi hingga batalyon. Mereka harus memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani tetapi bodoh akan mengakibatkan banyak korban di antara anak buahnya.

Gairah
Elemen kelima yang saya yakini harus dimiliki seorang pemimpin adalah gairah. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Gairah mendorong seorang prajurit untuk bertahan dan tenang serta teguh di hadapan bahaya. Gairah akan mendorong seorang pemimpin militer untuk meraih kemenangan. Tanpa gairah, seorang pemimpin tidak akan bisa mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan cakap bersaing, orang yang memiliki gairah lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada pepatah dalam militer yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dieksekusi dengan setengah hati akan memberikan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, tetapi kemenangan diraih oleh para pria. Itu adalah semangat para pria yang mengikuti dan dari orang yang memimpin yang memenangkan kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)

Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberi informasi dan arahan kepada seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara rinci dalam Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang berbunyi seperti ini: Bagi saya, itu berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika ya, jangan ragu-ragu, dan hanya setelah ini seseorang bisa mulai memikirkan kepentingan dirinya. Bukan sebaliknya. Kalau seseorang sudah menempatkan kepentingannya di atas anak buahnya, apalagi kepentingan negara. Pemimpin yang sejati harus selalu berusaha untuk membela dan memprioritaskan kepentingan anak buahnya di atas kepentingannya sendiri. Pertama: Tanah Air; Kedua: Anak Buah, Ketiga: Diri Sendiri.

HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMPINAN MILITER YANG SUKSES

Kesehatan Jasmani
Seorang pemimpin militer harus memiliki kesehatan jasmani yang baik. Dia harus mampu memimpin anak buahnya dengan contoh dan menjadi teladan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak bugar. Dia tidak bisa memimpin anak buahnya jika dia tidak hadir di tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang prima diperlukan untuk menanggung tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Kehadiran Pada Saat dan Tempat Kritis
Atasan saya sering mengajarkan saya bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan saat yang paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan anak buah yang mungkin terganggu oleh kondisi berbahaya dan bahaya yang dihadapi. Seorang pemimpin militer juga harus dapat membaca dan menilai situasi dengan dekat. Dia harus dapat dengan cepat merasakan psikis anak buahnya di saat yang sangat kritis. Keputusan penting sering harus diambil dengan cepat dan akurat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Jadi, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari kejauhan sering lamban dalam membuat keputusan kunci, kadang-kadang keputusan hidup atau mati.

Berpikir Jauh ke Depan dan Kreativitas
Seorang pemimpin harus memiliki pikiran yang jauh ke depan untuk menerapkan kebijakan yang dapat memperbaiki situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Menjaga status quo dan mengabaikan masalah yang membutuhkan perbaikan dan perubahan akan menyebabkan kestagnan, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Kalau hanya menunggu instruksi dan tidak mau mengambil inisiatif, maka organisasi yang dipimpinnya tidak akan mampu menghadapi tantangan yang mungkin timbul tiba-tiba. Pemimpin-pemimpin besar dalam sejarah sering dapat mengembangkan solusi tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks anak buahnya.

Cybernetics
Ada sebuah hukum yang dikenal sebagai cybernetics yang berbunyi, “Jika Anda berpikir akan kalah, maka Anda sudah kalah.” Pesannya adalah: Jangan bisikan dalam hati Anda bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Keinginan untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang.

Hukum Murphy
Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah hukum Murphy yang berbunyi: ‘Jika suatu rencana mungkin akan salah, biasanya akan menjadi salah’. Sering kali kita akan menghadapi hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang versi lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (jangan gampang goyah). Seorang pemimpin harus selalu siap untuk menghadapi skenario terburuk. Rasa tanggung jawab dan dedikasi…

Source link