Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) diketahui memiliki sekitar 6.300 Bitcoin (BTC) dengan nilai mendekati USD 740 juta atau setara Rp 12,04 triliun berdasarkan data dari platform analisis blockchain Arkham. Aset kripto tersebut disimpan melalui perusahaan tambang milik negara, Citadel Mining, menurut Coinmarketcap. Citadel Mining bersama dengan mitranya, Phoenix Group, telah menambang sekitar 9.300 BTC, di mana sekitar 6.300 BTC masih tersimpan sebagai cadangan. Struktur kepemilikan Citadel Mining dapat diketahui dengan jelas, di mana 85% saham perusahaan dipegang oleh 2pointzero, yang sepenuhnya dimiliki oleh International Holding Company (IHC). IHC sendiri memiliki 61% saham yang dikendalikan oleh UAE Royal Group, yang dimiliki oleh Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan, anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi. Pada tahun 2022, UEA membangun fasilitas penambangan Bitcoin seluas 80.000 meter persegi di Pulau Al Reem, Abu Dhabi. Pembangunan tersebut selesai dalam waktu enam bulan dan sudah diverifikasi oleh Arkham dengan data on-chain dan citra satelit. Transaksi antara Citadel dan Phoenix juga terbukti sesuai dengan laporan resmi yang dipublikasikan. Phoenix Group juga dilaporkan masih menyimpan Bitcoin senilai sekitar USD 3,2 juta secara online.
Kripto Indonesia: Role Model Global di Asia
