Pada hari Senin kemarin, sekelompok bus dan mobil pribadi berangkat dari ibu kota Tunisia menuju Gaza sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza. Konvoi tersebut terdiri dari aktivis, pengacara, dan profesional medis dari Afrika Utara yang berencana untuk melintasi Tunisia, Libya, dan Mesir sebelum mencapai Rafah, perbatasan Gaza yang sebagian besar ditutup sejak 2024. Para aktivis Tunisia yang mendukung konvoi tersebut berharap agar pengepungan Gaza segera dihentikan dan menyerukan kepada pemerintah Arab untuk menuntut akhir perang antara Israel dan Hamas. Israel mulai mengizinkan masuknya bantuan dasar bulan lalu setelah menjatuhkan blokade Gaza selama 2½ bulan. Namun, para ahli mengingatkan akan risiko kelaparan di Gaza jika blokade tidak dicabut. Meskipun konvoi ini tidak diharapkan diizinkan masuk ke Gaza, aktivis Afrika Utara menekankan pentingnya pesan solidaritas kepada rakyat Gaza. Israel dan Mesir telah memberlakukan berbagai tingkat blokade terhadap Gaza sejak 2007. Konvoi tersebut berencana untuk berkumpul sebelum menyeberang ke Libya, di tengah ketegangan milisi yang semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Konvoi Ribuan Orang Afrika Utara Melintasi Libya Menuju Gaza
